BNPB : Tahun 2018 Diprediksi 2.000 Lebih Bencana Alam

Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana () Sutopo Purwo Nugroho. (Foto: Aliya/MINA)

Jakarta, MINA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksikan kejadian bencana selama tahun 2018 lebih dari 2.000 kejadian bencana yang terjadi di wilayah Indonesia.

“Diprediksikan bencana hidrometerologi yaitu banjir, longsor dan puting beliung masih akan mendominasi bencana selama 2018,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB, Jakarta Timur, Kamis (21/20).

Menurutnya, pihaknya memprediksikan lebih dari 90 persen adalah bencana hidrometeorologi. Besaran (magnitude) dari banjir dan longsor tergantung dari besaran intensitas hujan.

“Bencana hidrometeorologi berlangsung selama musim penghujan yaitu November hingga April 2018, dengan puncak kejadian bencana pada Januari-Februari 2018. Kondisi lingkungan saat ini yang sudah ‘darurat ekologis,’ di mana kerusakan lingkungan, degradasi hutan, DAS (daerah aliran sungai) kritis, tingginya kerentanan dan lainnya menyebabkan bencana banjir dan longsor meluas,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, longsor diperkirakan akan tetap menjadi bencana yang banyak menimbulkan korban jiwa. Banjir masih akan banyak terjadi di daerah-daerah yang rawan banjir sesuai dengan peta rawan banjir.

Sementara kebakaran hutan dan lahan masih akan terjadi tetapi dapat diatasi dengan lebih baik.

“Antisipasi kebakaran hutan dan lahan harus dilakukan lebih intensif di Sumatera Selatan (Sumsel) untuk menyukseskan Asian Games 2018 yang rencananya akan diselenggarakan di Indonesia, khususnya daerah Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus 2018 – 2 September 2018”.

“Sumsel rawan karhutla (akibat kebakaran hutan dan lahan), apalagi Agustus-September adalah puncak musim kemarau,” tambahnya.

Terkait hal itu, pihaknya sedang menyiapkan sarana untuk membuat hujan buatan, yang nantinya akan menghujani lahan yang rawan kebakaran.

Ia mengatakan selanjutnya, penyelenggaraan Pilkada serentak di 171 daerah di Indonesia (diikuti 17 provinsi, 115 kabupaten, dan 39 kota) akan berpengaruh dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana sehingga perlu diantisiapasi sejak dini.

“Antisipasinya pemerintah harus ganti untung kepada warga yang tinggal dekat bahkan buat rumah di atas sungai dan sebagainya.  Karena sungai, danau dan tempat lain untuk menampung air hujan tidak hanya diperdalam tapi harus diperlebar juga, kalau bendungan ditinggikan terus percuma karena airnya sedah melebihi kapasitas dan bisa meluap,” tambahnya. (L/R10/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Hasanatun Aliyah

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.