Jakarta, 30 Rabi’ul Awwal 1438/30 Desember 2016 (MINA) – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menghimbau bagi seluruh umat beragama di Indonesia dalam menyikapi akhir tahun 2016 untuk tidak melakukan hura-hura namun lakukan dengan hal baik misalnya merubah diri.
“Saya mengimbau seluruh umat beragama, akhiri hura-hura dalam menyongsong pergantian tahun, tapi kita memanfaatkan untuk mawas diri agar tahun yang akan datang lebih baik,” ujarnya saat ditemui usai acara Refleksi Akhir Tahun Kementerian Agama di Masjid Al-Munir Jakarta Selatan, Jumat (30/12), demikian Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkannya.
Lukman menyadari, momentum pergantian akhir tahun memang selalu dijadikan sebagai ajang berpesta pora bagi masyarakat di seluruh dunia juga di Indonesia, namun banyak juga yang menjadikannya ajang mawas diri, dan itu menurutnya adalah langkah yang paling baik.
Di lain tempat, Imam Jamaah Muslimin (Hizbullah) Yakhsyallah Mansur mengatakan, sebagai umat muslim yang memiliki penghitungan tanggal sendiri yakni Hijriyah, dalam menyikapi perayaan tahun baru masehi yang sering dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus ini, harus jauhi kegiatan maksiat dan lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanu wataala.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Ia mengutip Q.S. Ar-Ruum ayat 41 dan surat As-Syuura ayat 30 yang menjelaskan tentang kerusakan alam seperti, banjir, gempa bumi, tsunami, krisis pangan, kemarau panjang dan sebagainya adalah disebabkan oleh perbuatan yang dilakukan manusia yakni, maksiat dan hura-hura.
“Dari dua ayat ini secara jelas dan gamblang dapat dipahami bahwa terjadinya musibah adalah karena kemaksiatan yang dilakukan oleh umat manusia,” ujar Yakhsallah.
Ia menambahkan, kebiasaan dan budaya pesta pora dalam Tahun Baru yang terjadi di Indonesia ini merupakan pengaruh budaya Barat yang sudah terjadi sejak zaman Romawi.
Menurutnya, Itu semua adalah setting dan rekayasa para perusak moral generasi muda dunia yaitu ideologi Kapitalisme dunia yang menguasai media TV dan hiburan serta perhotelan, yang menularkan kerusakan budaya dengan penuh hura-hura dan kemaksiatan.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
“Malam pergantian tahun sebaiknya diisi dengan kegiatan bermanfaat, atau bisa juga diisi dengan kegiatan evaluasi atau kontepelasi sehingga di tahun yang akan dijalani bisa bermanfaat. Hindarilah kegiatan mubazir, bukan saja bisa berakibat buruk bagi diri sendiri namun juga bisa merugikan orang lain,” tutupnya. (L/R08/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain