Oleh: Rana Setiawan, Redaktur Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Yayasan Al-Aqsha untuk Wakaf dan Warisan Islam pada awal pekan di awal tahun 2015, mengeluarkan laporan tentang proyek penggalian dan yahudisasi Israel yang terjadi di dalam dan sekitar Al-Aqsha selama tahun 2014.
Yayasan Al-Aqsha menunjukkan operasi penggalian Israel sedang berlangsung selama 24 jam setiap hari sebagai awal untuk pembukaan ruang besar di bawah Masjid dan bangunan sekitarnya setelah mengubah nama-nama Islam dan isinya.
Proyek yahudisasi telah diluncurkan oleh lembaga ekstrimis Yahudi yang disebut “Jewish Fund” untuk mempertahankan warisan Tembok Ratapan (referensi Israel untuk “Dinding Buraq”) dan Purbakala Otoritas Israel.
Baca Juga: Inilah Tanda Orang Baik, Inspirasi dari Kisah Nabi Musa Belajar kepada Khidir
Yayasan Al-Aqsha, dalam sebuah pernyataan resmi yang dipublikasikan di media Palestina Palestine News Network (PNN), mengatakan bahwa otoritas pendudukan Israel melanjutkan penggaliannya di bawah dan sekitar Al-Aqsha, di mana batuan dasar masjid telah rusak di beberapa lokasi, selain menyetujui lebih luas lagi proyek yahudisasi untuk dilaksanakan pada tahun 2015.
Laporan itu juga mengatakan bahwa prosedur penggalian terjadi di wilayah selatan masjid sepanjang Dinding Buraq.
Proses penggalian Israel telah menghancurkan batu-batu besar yang memberikan kontribusi untuk pembangunan Al-Aqsha. Namun, pasukan pendudukan Israel melanjutkan pembuldozeran lebih dalam di bawah batu-batu fondasi Al-Aqsha itu.
Penggalian diperluas ke jaringan terowongan di Distrik Silwan, selatan masjid, di mana terowongan menembus tanah kota menuju salah satu gerbang Al-Aqsha, Bab Al-Khalil. Penggalian diperdalam di Area Al-Ain, pusat Silwan.
Baca Juga: Begini Cara Mengucapkan Aamiin yang Benar dalam Shalat Berjamaah Menurut Hadits
Tindakan pendudukan Israel juga dilaksanakan dengan menggali jalan menuju Gerbang barat Al-Aqsha, Al-Magharibah. Penggalian di pintu gerbang itu perlahan-lahan, namun efektif.
Sumber-sumber lokal melaporkan sebuah runtuhan yang besar di dalam fondasi dari lingkungan Masjid Al-Aqsha (sedalam dua meter). Sumber membenarkan adanya jaringan dari terowongan bawah tanah di lingkungan Masjid Al-Aqsha di mana pendudukan Israel terus melancarkan penggalian untuk menghancurkan masjid dan membangun kembali sinagog yang mereka duga ‘Temple Mount’.
Zionis Israel secara sistematis terus berupaya untuk menghancurkan Masjid Al-Aqsha dengan dalih membangun kembali kuil sinagog Temple Mount atau disebut juga Temple of Solomon (Haikal Sulaiman) yang mereka klaim terletak di bawah masjid tersebut. Dr. Marwan Saeed Saleh, guru besar matematika di Universitas Zayed, Dubai, menyebutkan, sejak 1967 kaum Zionis Israel telah bertekad membangun sinagog, apa pun dampaknya terhadap bangunan Masjid Al-Aqsha.
Bahkan kalau perlu masjid itu akan dirobohkan sama sekali. Sementara ini mereka telah membangun Tembok Ratapan (Wailing Wall), persis di dinding barat Masjid Al-Aqsha.
Baca Juga: Salam Es Teh