Taipei, 28 Rabi’ul Awwal 1438/28 Desember 2016 (MINA) – Taiwan mengungkapkan kekecewaan berat atas keputusan pemerintah Sao Tome and Principe yang disebut telah terpengaruh diplomasi dolar Cina dan mengabaikan kontribusi besar Taipei dalam perbaikan kesehatan dan kesejahteraan rakyat negara pulau di Afrika itu.
Pernyataan tersebut disampaikan Taiwan, Rabu (28/12), menanggapi penandatanganan komunike bersama antara Sao Tome and Principe dan Cina untuk menormalisasikan hubungan diplomatik pada 26 Desember lalu di Beijing, Cina.
Dalam keterangan resmi Foreign Press Liaison Office Kementerian Luar Negeri Taiwan yang diterima MINA, Taipei menuding Cina Daratan mengambil keuntungan dari kesulitan keuangan masif yang dihadapi oleh Sao Tome and Principe dengan memainkan ‘diplomasi dolar’.
‘Diplomasi dolar’ dan prinsip satu Cina, ujar Taiwan, dipakai oleh Beijing untuk menuntut Sao Tome and Principe memutuskan semua hubungan dengan Republik Cina (Taiwan) sebagai prasyarat mendapatkan dukungan dan bantuan penuh untuk membiayai kebutuhan ekonomi dan sosial negara itu.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
“Fakta bahwa Republik Cina (Taiwan) negara independen, negara berdaulat yang tidak bisa dibantah oleh apa yang disebut ‘prinsip satu Cina’ yang disebutkan dalam komunike tersebut,” kata pernyataan itu.
Taiwan menyatakan sebagai mitra masyarakat internasional yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan, Taipei akan terus bekerja untuk memperkuat dan memperdalam hubungan kerja sama dan persahabatan dengan mitra-mitra diplomatiknya. (R11/P1)
Miraj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant