Teheran, MINA – Iran mengumumkan, Iran dan Rusia secara resmi akan memulai perdagangan dalam mata uang masing-masing negara itu yakni rial dan rubel, sebagai pertukaran mata uang bersama kedua negara itu, sebuah kesepakatan yang memberikan pukulan lain terhadap status dolar AS.
Menteri Urusan Ekonomi dan Keuangan Iran, Ehsan Khandouzi, membuat pengumuman pada konferensi pers di hari Senin (26/7), menandai langkah baru dalam kerja sama ekonomi antara Moskow dan Teheran, demikian dikutip dari Middle East Monitor.
Menurut kantor berita Rusia, Sputnik, Gubernur Bank Sentral Iran, Ali Saleh Abadi, menyatakan bahwa peluncuran perdagangan pasangan mata uang rubel/rial Iran merupakan langkah penting dalam pengembangan hubungan ekonomi antara Iran dan Rusia.
Pengumuman tersebut muncul setelah kedua negara membahas dan menyetujui rencana untuk menggunakan mata uang nasional masing-masing untuk perdagangan awal tahun ini, yang dilaporkan akan meningkatkan perdagangan menjadi $10 miliar per tahun.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Namun, alasan yang lebih mendesak dan menonjol adalah tujuan bersama Moskow dan Teheran menghindari sistem keuangan global yang didominasi AS, lebih khusus lagi sistem pembayaran SWIFT yang digunakan terutama antar bank di seluruh dunia.
Setelah invasi Rusia ke Ukraina pada bulan Februari, negara-negara Barat memberlakukan sanksi ekonomi yang berat terhadap Rusia, dan Kremlin terputus dari sistem pembayaran itu.
Sejak itu, Rusia dan Iran telah secara signifikan meningkatkan kerja sama ekonomi melalui perjanjian perluasan perdagangan, koordinasi antara bank nasional mereka dan pertimbangan untuk menyatukan sistem perbankan mereka, jaringan pembayaran Shetab Iran dan Mir Rusia, dalam upaya menemukan alternatif untuk sistem SWIFT. (R7/P1)