Kuwait, MINA – Pemain motosurf Kuwait Abdul Razzaq Al-Baghli mengundurkan diri dari Kejuaraan Motosurf Internasional Emirates karena menolak bertanding bersama pemain Israel.
Tiga puluh empat pemain dari berbagai negara ambil bagian dalam kejuaraan yang dimulai pada hari Sabtu (5/3) di ibukota UEA, Abu Dhabi, demikian dikutip ari MEMO pada Selasa (8/3).
Dalam sebuah video yang dibagikan di media sosial, Al-Baghli menjelaskan bahwa keputusannya untuk mundur dari acara olahraga air itu konsisten dengan tujuan Kuwait untuk “dukungan terus-menerus untuk perjuangan Palestina”.
Sebagai tanggapan, Tariq Al-Shaya, anggota Komite Koordinasi Tertinggi Kuwait untuk Anti-Zionisme dan Normalisasi, memuji olahragawan tersebut: “Keputusan Al-Baghli adalah posisi yang akan diukir dalam catatan sejarah dengan huruf emas.”
Baca Juga: Tak Peduli Kecaman Internasional, Jerman Terus Ekspor Senjata ke Israel
“Pengusiran pendudukan Zionis dimulai dengan isolasi internasional, yang telah dilakukan oleh olahragawan Kuwait dalam tim dan permainan individu,” kata Al-Shaya.
“Pesan yang disampaikan setiap pemain Kuwait di semua bidang adalah bahwa Palestina akan bertahan, pendudukan Anda akan berhenti, dan Yerusalem akan tetap menjadi ibu kota Palestina untuk selamanya,” tambahnya.
Anggota Majelis Nasional Kuwait, Ahmed Al-Hamad, menambahkan, mundurnya Al-Baghli dari kompetisi selancar motor “menegaskan kepercayaan kami pada pemuda Kuwait kami, yang sadar akan urusan negara mereka.”
“Keputusannya menunjukkan sikap Kuwait yang kuat dan tegas terhadap entitas Zionis itu adalah jawaban langsung kepada semua orang yang menuntut normalisasi sebelum pemulihan hak-hak rakyat Palestina,” katanya.
Baca Juga: Suriah Ajukan Sidang Darurat DK PBB Bahas Eskalasi Israel
Al-Baghli bergabung dengan sejumlah olahragawan Kuwait yang menolak menghadapi lawan Israel. Baru-baru ini, petenis berusia 14 tahun, Muhammad Al-Awadi, mengundurkan diri dari turnamen internasional yang diadakan di Uni Emirat Arab.
Israel sering dituduh menggunakan acara olahraga dan budaya internasional sebagai sarana “mencuci olahraga” pelanggaran hak asasi manusianya. Atlet Arab lainnya telah mengambil sikap publik terhadap normalisasi hubungan dengan kedok diplomasi dalam sportivitas.
Tahun lalu, pecatur Mauritania, Abdel Rahim Al-Talib Muhammad, menarik diri dari Piala Dunia Junior karena dia akan menghadapi pemain Israel.
Judoka Aljazair Fethi Nourine mengundurkan diri dari nomor 73kg putra di Olimpiade Tokyo setelah dia tahu harus menghadapi petarung Israel Tohar Butbul di babak kedua.
Baca Juga: VNL Putra 2025: Yuki Ishikawa dan Ran Takahashi Kembali ke Tim, Jepang Tundukkan Jerman
Kuwait mempertahankan sikap yang konsisten dalam menentang normalisasi dengan Israel. Pada tahun 2020, setelah Perjanjian Abraham ditandatangani antara Israel dan negara-negara Teluk, UEA dan Bahrain, 37 anggota parlemen Kuwait mendesak pemerintah mereka untuk mengutuk langkah tersebut. (T/R7/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)