Dalam hidup sehari-hari, kita sering sibuk dengan urusan dunia yang seakan tidak ada habisnya. Kita mengejar harta, jabatan, dan pengakuan dari orang lain, seolah-olah hidup hanya tentang itu saja. Padahal, semakin kita fokus pada hal-hal duniawi, semakin kita merasa cemas dan tidak tenang. Urusan dunia memang perlu, tapi jangan sampai menjadi sumber utama kebahagiaan kita. Terlalu memikirkan dunia justru membuat kita takut kehilangan dan terus merasa gelisah. Karena itu, penting untuk menyeimbangkan usaha dunia dengan pasrah pada ketentuan Allah Ta’ala.
Saat kita terlalu khawatir tentang masa depan atau rezeki, kita sering lupa bahwa semua sudah diatur oleh Allah sebaik mungkin. Allah berfirman dalam Al-Qur’an, “Dan tidak ada suatu makhluk melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya.” (QS. Hud: 6). Rezeki kita sudah ditetapkan, dan tugas kita hanya berusaha dengan ikhlas dan bertawakal. Terlalu banyak khawatir malah menguras energi dan menjauhkan kita dari rasa syukur. Ingatlah, hidup bukan hanya tentang mengumpulkan materi, tapi juga tentang menambah amal baik dan mendekatkan diri kepada Allah.
Terlalu memikirkan dunia juga bisa membuat kita lupa tujuan hidup yang sebenarnya. Kita sering lupa bahwa dunia ini hanya tempat singgah sementara sebelum kehidupan abadi di akhirat. Mengingat hal ini akan membantu kita lebih tenang saat menghadapi ujian dan masalah. Dengan memprioritaskan akhirat dan memperbaiki hubungan dengan Allah Ta’ala, hati kita akan lebih damai dan pikiran lebih jernih. Ketika kita yakin bahwa semuanya ada dalam kekuasaan-Nya, kekhawatiran tentang dunia akan berkurang. Jalani hidup dengan syukur, ikhlas, dan tawakal, maka ketenangan akan selalu menyertai kita.
Untuk menambah kemantapan hati dalam meyakini bahwa segala sesuatunya tak perlu dikhawatirkan, berikut ini ada beberapa hadis Qudsi dengan derajat shahih yang bisa dijadikan motivasi dan pegangan dalam menjalani kehidupan ini.
Baca Juga: Kejahatan Zionis di Era Digital
Pertama, serahkan segala urusan kepada Allah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: “يَا ابْنَ آدَمَ، تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي، أَمْلَأُ صَدْرَكَ غِنًى، وَأَسُدَّ فَقْرَكَ، وَإِلَّا تَفْعَلْ، مَلَأْتُ يَدَيْكَ شُغْلًا، وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ.”
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Allah Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, luangkanlah waktumu untuk beribadah kepada-Ku, maka Aku akan penuhi hatimu dengan rasa kaya (cukup), dan Aku akan tutupi kefakiranmu. Namun, jika engkau tidak melakukan hal itu, maka Aku akan penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak akan menutupi kefakiranmu.” (HR. Tirmidzi)
Hadis ini mengajarkan agar kita memprioritaskan ibadah kepada Allah daripada terlalu tenggelam dalam urusan dunia. Allah menjanjikan bahwa dengan meluangkan waktu untuk beribadah dan mengingat-Nya, hati kita akan merasa cukup dan tenang. Sebaliknya, jika kita sibuk hanya mengejar dunia tanpa memperhatikan hubungan dengan Allah, maka kita akan selalu merasa kekurangan dan penuh dengan kekhawatiran. Hadis ini menenangkan kita agar tidak perlu khawatir berlebihan tentang dunia selama kita menjadikan Allah sebagai tujuan utama.
Kedua, percayakan rezeki itu hanya dari Allah
Baca Juga: Menjaga Kesehatan Saat Menghadiri Tabligh Akbar: Ini 7 Kiatnya
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: يَا ابْنَ آدَمَ، أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman, “Wahai anak Adam, berinfaklah niscaya Aku akan berinfak kepadamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menyampaikan janji Allah bahwa jika kita mau berinfak dan berbuat kebaikan, Allah akan memberikan kita kecukupan rezeki. Ini menjadi jaminan bahwa rezeki tidak akan berkurang dengan berbagi. Sebaliknya, Allah menjamin keberkahan dan kelimpahan bagi orang yang rela mengeluarkan hartanya di jalan Allah. Maka, tidak perlu terlalu khawatir tentang urusan rezeki atau takut kekurangan, karena Allah akan mencukupi orang yang mempercayakan rezekinya kepada-Nya.
Ketiga, Ingatlah Allah, niscaya akan dicukupkan
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: “مَنْ شَغَلَهُ ذِكْرِي عَنْ مَسْأَلَتِي أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ مَا أُعْطِي السَّائِلِينَ.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Allah Azza wa Jalla berfirman, “Barangsiapa yang disibukkan dengan mengingat-Ku hingga tidak sempat meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya lebih baik daripada apa yang Aku berikan kepada orang yang meminta.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
Baca Juga: Silaturahim Membuka Pintu Keberkahan
Hadis ini menegaskan bahwa jika kita lebih memilih untuk mengingat Allah dan memperkuat keimanan kepada-Nya daripada menghabiskan waktu memikirkan kebutuhan duniawi, maka Allah akan memenuhi kebutuhan tersebut dengan lebih baik daripada yang kita harapkan. Hal ini berarti bahwa mengingat Allah mendatangkan kecukupan dan keberkahan, sehingga tidak perlu terlalu khawatir tentang kekurangan atau kesulitan dalam hidup.
Keempat, berserah dirilah hanya kepada Allah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: “أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، فَإِنْ ظَنَّ بِي خَيْرًا فَلَهُ، وَإِنْ ظَنَّ بِي شَرًّا فَلَهُ.”
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman, “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia berprasangka baik, maka baginya (kebaikan itu), dan jika ia berprasangka buruk, maka baginya (keburukan itu).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini mengajarkan bahwa Allah memberikan kepada kita sesuai dengan prasangka yang kita miliki terhadap-Nya. Jika kita yakin Allah akan memberikan kebaikan, maka kebaikan akan datang. Dengan kata lain, jangan terlalu khawatir dengan urusan dunia selama kita memiliki prasangka yang baik dan berusaha dengan sebaik mungkin.
Baca Juga: Ini Dia Para Pembicara Tabligh Akbar dari Luar Negeri
Kelima, jadilah hamba yang Allah cintai
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: “وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ.”
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman, “Tidak ada yang lebih Aku cintai dari amalan yang dilakukan hamba-Ku untuk mendekat kepada-Ku selain dari yang Aku fardhukan kepadanya, dan hamba-Ku terus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya.” (HR. Bukhari)
Hadis ini mengajarkan agar kita fokus pada ibadah wajib dan ibadah sunnah. Dengan menjadi hamba yang dicintai oleh Allah, Allah akan selalu memberikan kecukupan dan perlindungan, sehingga tidak perlu khawatir terhadap urusan dunia yang fana.
Keenam, hiduplah yang diberkahi
Baca Juga: Panitia Nyatakan Siap Gelar Tabligh Akbar, Layani Jamaah dengan Sepenuh Hati
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: “مَا أَنْزَلْتُ عَلَى عَبْدِي بَلَاءً إِلَّا أَنْزَلْتُ مَعَهُ شِفَاءً.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman, “Aku tidak menurunkan kepada hamba-Ku suatu musibah kecuali Aku juga menurunkan bersamanya obat atau jalan keluar.” (HR. Ahmad)
Hadis ini menenangkan kita untuk tidak berlebihan dalam menghadapi masalah dunia. Setiap kesulitan yang diberikan Allah sudah dilengkapi dengan solusinya. Oleh karena itu, jangan terlalu larut dalam kekhawatiran dunia, karena Allah telah menyiapkan jalan keluar untuk setiap permasalahan.
Ketujuh, mintalah selalu petunjuk
عَنْ أَبِي ذَرٍّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: “يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ، فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ.”
Dari Abu Dzar, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman, “Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua dalam kesesatan kecuali orang yang Aku beri petunjuk. Maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu petunjuk.” (HR. Muslim)
Baca Juga: Pentingnya Tabligh Akbar dalam Dakwah Islam
Hadis ini mengajarkan bahwa kita harus memohon petunjuk dan perlindungan hanya kepada Allah. Jika Allah sudah memberikan petunjuk, kita akan memiliki keyakinan dan ketenangan hati sehingga tidak perlu khawatir akan urusan dunia yang sifatnya sementara.
Dunia ini kecil, semu, dan hanya sementara. Segala yang kita kejar di dunia akan sirna, sementara akhirat adalah tujuan yang abadi. Jangan menggantungkan harapan pada sesuatu yang fana, karena itu hanya akan membawa kekecewaan. Gantungkan segala urusanmu hanya kepada Allah Ta’ala, karena Dialah satu-satunya tempat bergantung yang hakiki. Dengan bersandar kepada-Nya, hati akan merasa tenang, hidup menjadi lebih bermakna, dan kita akan siap menghadapi segala situasi dengan penuh keyakinan dan keikhlasan.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Melek Literasi dalam Jama’ah: Fondasi Kuat untuk Kemajuan Umat