Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Taliban Afghanistan Ajukan Syarat Ikut Dialog Damai

Rudi Hendrik - Senin, 25 Januari 2016 - 15:02 WIB

Senin, 25 Januari 2016 - 15:02 WIB

562 Views

Anggota Taliban melakukan solat di atas bukit. (Foto: AFP/Shah Marai)

TALIBAN-1024x512.jpg" alt="Anggota Taliban melakukan solat di atas bukit. (Foto: AFP/Shah Marai)" width="618" height="309" /> Anggota Taliban melakukan solat di atas bukit. (Foto: AFP/Shah Marai)

Doha, 15 Jumadil Akhir 1437/25 Januari 2016 (MINA) – Taliban Afghanistan mengajukan syarat kepada PBB untuk mau ikut terlibat dalam perundingan damai yang kini sedang berlangsung.

Perwakilan Talibat mengatakan pada pernyataan Ahad (24/1), kelompoknya menuntut PBB untuk menghapus anggotanya dari daftar hitam.

Pada Sabtu dan Ahad, perwakilan Taliban bertemu dengan orang yang dekat dengan pemerintah Afghanistan di Doha, Qatar, demikian Al-Jazeera memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Pertemuan tidak resmi itu diselenggarakan oleh Pugwash Conferences on Science and World Affairs, sebuah kelompok krisis internasional.

Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki

Pertemuan Doha bukan bagian dari proses perdamaian resmi yang dimulai kembali pada awal bulan ini antara pejabat Afghanistan, Pakistan, Cina dan Amerika Serikat yang bertujuan memetakan roadmap perdamaian di Afghanistan.

Syarat yang ditetapkan oleh Taliban termasuk “pembentukan tempat resmi bagi Imarah Islam, penghapusan daftar hitam anggotanya, pembebasan tahanan dan mengakhiri propaganda yang beracun”.

Blacklist pada individu anggota Taliban mengalami pembekuan aset, larangan bersenjata dan melakukan perjalanan.

“Untuk memulai memetakan perdamaian di Afghanistan, adalah penting kami terlibat di dalamnya, tetapi hanya jika permintaan kami terpenuhi, karena kami tidak bisa mempercayai kesepakatan apa pun pada saat ini,” kata seorang komandan senior Taliban.

Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina 

Usaha pertama untuk memulai pembicaraan damai dibatalkan pada Juli tahun lalu, setelah muncul kabar bahwa pemimpin Taliban Mullah Omar telah mati sejak dua tahun. (T/P001/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Timur Tengah
Palestina
Internasional
Kolom
Kolom
Khadijah