Kabul, MINA – Pemerintahan sementara Taliban Afghanistan mengatakan tidak akan mengembalikan sisa senjata ke AS karena senjata tersebut sekarang menjadi aset negara Afghanistan.
Dilansir dari Anadolu, Ahad (30/3), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Abdul Qahar Balkhi menolak tawaran Presiden AS Donald Trump untuk melepaskan aset mata uang Afghanistan yang dibekukan, sebagai imbalan jika perangkat keras militer AS yang ditinggalkan di negara tersebut dikembalikan.
Militer AS telah meninggalkan persenjataannya di Afghanistan dalam penarikan kilat pasukannya dari Kabul pada tahun 2021 ketika Taliban menguasai Ibu Kota dan menggulingkan pemerintahan yang didukung AS.
“Negara tidak memberikan asetnya,” kata Balkhi kepada CBS News, dan mengatakan bahwa aset tersebut sekarang menjadi aset Afghanistan.
Baca Juga: Negara-Negara Arab Rayakan Idul Fitri, Ahad 30 Maret 2025
Namun, Balkhi mengatakan bahwa Kabul terbuka untuk bisnis dengan semua negara, termasuk AS, dan negara-negara tersebut dapat berinvestasi di sektor mineral di Afghanistan.
Perkembangan tersebut menyusul pertemuan baru-baru ini antara Utusan Trump untuk Urusan Penyanderaan Adam Boehler, yang bertemu dengan Menteri Luar Negeri sementara Maulvi Amir Khan Muttaqi di Afghanistan, yang menandai kontak publik pertama antara Washington dan Kabul.
Boehler didampingi oleh mantan Utusan Khusus AS Zalmay Khalilzad.
Sekitar $7 miliar aset luar negeri Afghanistan dibekukan oleh mantan pemerintahan AS Joe Biden setelah penarikan penuh pasukan asing pimpinan AS dari negara yang dilanda perang itu.
Baca Juga: Ahmed Al-Sharaa Umumkan 23 Menteri Kabinet Sementara Suriah
Pada bulan Januari 2025, Trump mengkritik pemerintahan Biden karena meninggalkan aset militer di Afghanistan selama penarikan dan meminta pemerintahan sementara Taliban untuk mengembalikan senjata senilai sekitar $7 miliar. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: BREAKING NEWS: Mahkamah Saudi Umumkan 1 Syawal Ahad 30 Maret 2025