Taliban Ancam Batalkan Pembicaraan Damai Jika Pasukan AS Masih di Afghanistan

Kabul, MINA – akan membatalkan dengan (AS) jika pasukannya masih di . Ancaman itu muncul ketika utusan khusus AS datang ke Kabul pada Selasa (15/1).

Seorang diplomat AS dan Perwakilan Khusus untuk Rekonsiliasi Afghanistan di Departemen Luar Negeri AS Zalmay Khalilzad tiba di Kabul.

Kedaatangannya untuk memberi pengarahan singkat kepada pemerintah dan para politisi tentang keterlibatannya di wilayah tersebut mengenai proses perdamaian, demikian The News Arab memberitakan yang dikutip MINA pada Kamis (17/1).

Bulan lalu, dilaporkan bahwa Presiden Donald Trump telah memerintahkan penarikan ribuan pasukan di Afghanistan.

Tetapi ada spekulasi bahwa AS ingin mempertahankan pangkalan militer di Afghanistan dan itu mendorong Taliban untuk mengadakan pembicaraan langsung di Kabul.

Taliban mendesak AS untuk menarik pasukannya dan segera meninggalkan Afghanistan.

Kelompok bersenjata itu mengatakan AS harus mengejar perundingan damai dengan niat yang tulus. Kalau tidak dengan niat yang tulus maka mereka terpaksa menghentikan semua pembicaraan dan negosiasi sampai tekanan dan manuver berakhir.

“Amerika Serikat sepakat selama pertemuan Doha pada November untuk membahas penarikan pasukan AS dari Afghanistan dan mencegah Afghanistan digunakan terhadap negara-negara lain dalam pertemuan mendatang,” kata Taliban, menuduh AS mundur dari agenda itu dan menambahkan subyek baru secara sepihak.

Kedutaan Besar AS di Kabul mengatakan Khalilzad akan bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, Pejabat Tertinggi Eksekutif (CEO) Abdullah, dan para pemimpin politik lainnya, untuk membahas langkah-langkah selanjutnya dalam upaya mendukung dan memfasilitasi proses perdamaian yang dipimpin oleh Afghanistan.

“Kami membahas proses perdamaian dan semua sepakat bahwa kemajuan tergantung pada orang Afghanistan yang duduk bersama, merundingkan masa depan untuk semua orang Afghanistan,” kata Khalilzad.

Kedutaan Besar AS mengatakan tujuannya adalah untuk mempromosikan dialog di antara warga Afghanistan tentang bagaimana mengakhiri konflik, mendorong para pihak untuk bersatu di meja perundingan dan mencapai penyelesaian politik di mana setiap warga negara Afghanistan menikmati hak dan tanggung jawab yang sama di bawah pemerintahan hukum. (T/Haf/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: hafidzh nai

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.