Doha, MINA – Dibatalkannya banyak penerbangan internasional karena wabah global virus corona, pejabat pemerintah Afghanistan dan delegasi Taliban terpaksa mengadakan perundingan melalui media Skype.
Perundingan jarak jauh itu kelanjutan rincian teknis untuk program pertukaran tahanan.
Perundingan, yang berlangsung pada Ahad (22/3) tersebut difasilitasi oleh AS dan Qatar, memecah kebuntuan yang mengancam gagalnya pembicaraan, demikian Arab News melaporkan.
Kesepakatan pertukaran tahanan adalah bagian dari kondisi utama yang ditetapkan oleh kedua kelompok sebelum menandatangani perjanjian damai bersejarah pada 29 Februari lalu, sebuah langkah yang bertujuan mengakhiri perang AS di Afghanistan, konflik yang paling berkepanjangan dalam sejarah Amerika.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Utusan Khusus AS Zalmay Khalilzad menggambarkan diskusi Ahad itu “penting, serius dan terperinci.”
“Pembebasan tahanan oleh kedua belah pihak adalah langkah penting dalam proses perdamaian, seperti yang dinyatakan dalam perjanjian AS-Taliban,” tulis Khalilzad dalam tweet-nya, Ahad.
Sesuai kesepakatan yang ditandatangani Taliban bersama Khalilzad, 5.000 narapidana Taliban diperkirakan akan dibebaskan oleh Kabul pada 10 Maret, dengan imbalan pembebasan 1.000 pasukan pemerintah yang ditahan militan.
Namun, Presiden Ashraf Ghani yang pemerintahnya dikecualikan dalam perundingan, menolak untuk membebaskan 5.000 tahanan, sebagai gantinya mendorong pembebasan bertahap dan bersyarat. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam