Taliban Desak AS Cairkan Aset Afghanistan Usai Gempa Hebat

Wawancara juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid pada 22 Juni 2022 dengan program "Red Light" di jaringan internasional Sahar Iran. (Press TV)

Kabul, MINA – Taliban mendesak Amerika Serikat (AS) untuk mencairkan aset Afghanistan yang dibekukan, setelah gempa kuat melanda wilayah pegunungan yang terjal di timur negara miskin itu.

Bencana tersebut merupakan ujian baru bagi para penguasa Taliban dan lembaga bantuan Afghanistan yang telah berjuang dengan berbagai krisis kemanusiaan. Kehancuran penuh di antara desa-desa yang terselip di pegunungan lambat terungkap.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan kepada TV Sahar Iran, Rabu malam (22/6), sesi darurat diadakan setelah gempa untuk membentuk markas manajemen krisis, Press TV melaporkan.

“Markas besar ini dibentuk dengan partisipasi menteri kesehatan, pertahanan, budaya, dalam negeri dan lainnya, dan diputuskan bahwa perwakilan mereka harus segera mencapai daerah yang terkena dampak untuk memberikan bantuan,” katanya.

Juga diputuskan untuk menyediakan makanan, peralatan rumah tangga, tenda, dan kebutuhan dasar lainnya, kata Mujahid.

Ia menambahkan, Kementerian Pertahanan diminta untuk memberikan semua bantuan darat dan udara untuk membantu yang terluka, sementara Kementerian Kesehatan harus mengirim obat-obatan yang diperlukan dan tim bantuan sesegera mungkin merawat yang terluka.

Bencana yang ditimbulkan oleh gempa berkekuatan 6,1 skala richter itu menambah kesengsaraan di negara di mana sistem kesehatannya telah runtuh sejak penarikan AS dan NATO pada Agustus 2021. Pengambilalihan itu menyebabkan terputusnya pembiayaan internasional yang vital, dan sebagian besar dunia telah menghindari pemerintah Taliban.

Dalam langkah yang jarang terjadi, pemimpin tertinggi Taliban, Haibatullah Akhundzadah memohon kepada komunitas internasional dan organisasi kemanusiaan “untuk membantu orang-orang Afghanistan yang terkena dampak tragedi besar ini.”

Organisasi internasional, Bulan Sabit Merah dan banyak negara, termasuk Republik Islam Iran, Pakistan, Rusia dan beberapa negara lain telah menyatakan kesiapan mereka untuk membantu Afghanistan, kata juru bicara Taliban.

Tapi, dia menegaskan kembali seruan Afghanistan pada AS untuk melepaskan aset negara. Ada sekitar $7 miliar dana Afghanistan dari bank sentral negara itu dibekukan di Amerika Serikat.

Pada bulan Februari, Presiden AS Joe Biden menandatangani perintah eksekutif yang akan menyita aset Afghanistan dan memindahkan setengahnya ke dana yang konon ditujukan untuk bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan.

Pembekuan terus berlanjut di tengah ekonomi Afghanistan berada di ambang kehancuran, inflasi melonjak, dan jutaan warga Afghanistan di ambang kelaparan.

Namun, ketidakpedulian Washington yang tidak berperasaan terhadap krisis kemanusiaan diketahui semua orang.

Ketika Iran dilanda pandemi virus corona terburuk di Timur Tengah, seruan meningkat dari seluruh dunia ke Amerika Serikat untuk meringankan sanksi terhadap negara itu agar Republik Islam itu dapat membeli peralatan medis dan vaksin vital dari luar negeri, tetapi Washington tidak mau.

Pada hari Rabu, Kedutaan Besar Iran di Kabul mengatakan, Iran telah mengirim dua pesawat kargo yang membawa pasokan pertolongan pertama ke negara yang dilanda gempa tersebut. (T/RI-1/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.