TALIBAN JANJI HUKUM MASSA YANG BUNUH FARKHUNDA

Kaum wanita Afghanistan berunjuk rasa menuntuk keadilan bagi Farkhunda yang dibunuh secara brutal oleh massa di Kabul pada Kamis 19 Maret 2015. (Foto: AFP)
Kaum berunjuk rasa menuntuk keadilan bagi Farkhunda yang dibunuh secara brutal oleh massa di Kabul pada Kamis 19 Maret 2015. (Foto: AFP)

Kabul, 5 Jumadil Akhir 1436/25 Maret 2015 (MINA) – Pada saat protes terus meningkat di Kabul terhadap pembunuhan wanita yang dituduh membakar Al-Quran, Afghanistan pada Selasa (24/3) menyatakan, berjanji akan menghukum mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan brutal itu.

Sebelumnya, Kamis (19/3), Farkhunda (27) dipukuli oleh massa yang marah di pusat Kabul, menyeret, melindas dengan mobil dan membakarnya di tepi sungai Kabul.

Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan, tindakan massa itu termasuk konspirasi untuk menyesatkan orang-orang tentang perintah Islam, Tribune Pakistan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.

“Sekarang terbukti itu adalah konspirasi oleh beberapa individu. Imarah Islam mengutuk orang-orang yang membuat konspirasi ini dengan menyalahgunakan Quran untuk membunuh seorang manusia yang tidak bersalah. Kami juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya,” ujar Mujahid dalam pernyataan yang dikeluarkan dalam bahasa Pashto.

Kelompok itu mengatakan, hukuman akan berfungsi sebagai pencegahan terhadap pengulangan setiap tindakan serupa.

“Kami telah memutuskan untuk memberikan hukuman berat bagi mereka yang berada di belakang pembunuhan wanita yang tidak bersalah, memprovokasi orang melakukan desain jahatnya dan menyalahgunakan Quran untuk motif pribadi,” katanya.

Menurut laporan media Afghanistan, Farkhunda tewas di hadapan beberapa orang polisi yang tidak menyelamatkannya, tapi justeru menjadi penonton.

Senin lalu, Menteri Dalam Negeri Afghanistan Noorulhaq Ulumi mengatakan kepada parlemen, Farkhunda tidak bersalah.

Keluarganya mengatakan, dia adalah seorang guru Al-Quran dan dia tidak mungkin melakukan kejahatan seperti itu.

Serangan massa terhadap Farkhunda dilatarbelakangi dari perselisihannya dengan orang-orang yang menjual jimat di kuil terkenal Shah-Do Shamshera, Kabul.

Menurut keluarga dan teman-temannya, Farkhuda menghimbau para perempuan untuk tidak membuang-buang uangnya untuk membeli jimat.

Dan ayahnya, Mohammed Nadir, mengatakan, orang-orang meresponnya dengan membuat tuduhan palsu yang menyatakan anaknya membakar Al-Quran, memicu terjadinya serangan brutal. (T/P001/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0