Kabul, MINA – Taliban pada hari Rabu (4/9) mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom besar di Kabul yang menargetkan menteri pertahanan, ketika gerilyawan berjuang untuk menguasai serangkaian kota yang mereka kepung.
Serangan bom dan senjata terhadap Menteri Pertahanan Bismillah Mohammadi pada Selasa adalah salah satu yang terbesar di Kabul selama berbulan-bulan, membawa kekerasan ke Ibu Kota setelah pertempuran sengit terjadi di selatan dan barat negara itu, Nahar Net melaporkan.
Militer Afghanistan dan AS telah melakukan serangan udara terhadap gerilyawan untuk memukul mundur mereka kembali. Taliban mengatakan, serangan di Kabul adalah tanggapan terhadap itu.
“Serangan itu adalah awal dari operasi pembalasan terhadap lingkaran dan pemimpin pemerintahan Kabul yang memerintahkan serangan dan pengeboman di berbagai bagian negara,” kata Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid dalam sebuah pernyataan di media sosial.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Ini merupakan eskalasi besar oleh Taliban, yang sebagian besar menahan diri dari serangan skala besar di Ibu Kota dalam beberapa tahun terakhir, setelah memulai pembicaraan dengan Amerika Serikat tentang penarikan pasukan.
Serangan hari Selasa menargetkan Mohammadi serta beberapa anggota parlemen.
Bom pertama meledak di pusat Kabul, menimbulkan gumpalan asap tebal ke langit.
Kurang dari dua jam kemudian, ada ledakan keras lainnya diikuti oleh ledakan kecil dan tembakan cepat, juga di dekat Zona Hijau yang menampung beberapa kedutaan negara dunia, termasuk misi AS.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Menteri selamat dan pasukan Afghanistan memukul mundur para penyerang, tetapi setidaknya delapan orang tewas, menurut Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Mirwais Stanikzai.
Mohammadi kemudian mengatakan, itu adalah serangan bom mobil bunuh diri yang menargetkan rumahnya.
Seorang sumber keamanan mengatakan, beberapa penyerang menyerbu rumah seorang anggota parlemen setelah meledakkan bom mobil dan menembak kediaman Menteri Pertahanan dari sana.
Ancaman Taliban muncul setelah militer Afghanistan melancarkan serangan balik terhadap gerilyawan di kota selatan Lashkar Gah.
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Militer telah meminta orang-orang untuk meninggalkan kota pada hari Selasa, saat mereka bersiap melakukan serangan.
Penduduk bernama Saleh Mohammad mengatakan, ratusan keluarga telah melarikan diri saat pertempuran meletus antara kedua belah pihak, menjebak banyak orang dalam baku tembak.
“Tidak ada cara untuk melarikan diri dari daerah itu karena pertempuran sedang berlangsung. Tidak ada jaminan bahwa kami tidak akan terbunuh di jalan,” kata Mohammad.
Kelompok gerilyawan telah menguasai petak-petak luas pedesaan dan kota-kota perbatasan utama, mengambil keuntungan dari kekosongan keamanan yang ditinggalkan oleh penarikan pasukan AS.
Baca Juga: Iran, Rusia, Turkiye Kutuk Kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon
Taliban sekarang menargetkan kota-kota, dengan pertempuran sengit selama sepekan di sekitar Herat dekat perbatasan barat dengan Iran, serta Lashkar Gah dan Kandahar di selatan.
Lepasnya Lashkar Gah, ibu kota provinsi Helmand selatan, akan menjadi pukulan strategis dan psikologis besar-besaran bagi pemerintah.
PBB melaporkan pada Selasa bahwa setidaknya 40 warga sipil telah tewas di Lashkar Gah dalam 24 jam sebelumnya. (T/RI-1/B04)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lanjutkan Kunjungan Kenegaraan, Presiden Prabowo Bertolak ke AS