Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Taliban Minta Perundingan Langsung Dengan AS

Ali Farkhan Tsani - Selasa, 27 Februari 2018 - 20:31 WIB

Selasa, 27 Februari 2018 - 20:31 WIB

142 Views

Kelompok bersenjata Taliban (Arab News)

taliban-300x182.jpg" alt="" width="376" height="228" /> Kelompok bersenjata Taliban (Arab News)

Kabul, MINA – Kelompok bersenjata Taliban meminta perundingan langsung dengan AS untuk menemukan “solusi damai” terhadap konflik di Afghanistan, dalam sebuah kebijakan yang jelas setelah berbulan-bulan terjadi peningkatan serangan.

Taliban memberikan tanggapan atas kebijakan militer terbaru Presiden AS Donald Trump, yang mengakibatkan korban sipil melonjak dalam beberapa bulan terakhir di daerah perkotaan, Arab News melaporkan seperti dikutip MINA.

Dalam sebuah pernyataan yang diposting Senin malam (26/2/2018), Taliban mengatakan, pihaknya “menyeru pejabat AS untuk berbicara langsung mengenai solusi damai di Afghanistan”.

Belum ada tanggapan langsung dari pejabat AS, yang bersikeras bahwa setiap perundingan harus melibatkan pemerintah Afghanistan di Kabul.

Baca Juga: Rudal Korea Utara Berhasil Hantam Ukraina

Seruan untuk melakukan perundingan terjadi sehari sebelum Konferensi Damai Regional Kedua di Kabul. Sejumlah perwakilan dari 25 negara akan membahas strategi menghadapi terorisme dan resolusi konflik.

Taliban menerbitkan sebuah surat terbuka pada awal Februari kepada AS dan Kongres AS yang menunjukkan bahwa mereka siap melakukan pembicaraan.

Kelompok Taliban berulang kali menyatakan pihaknya tidak akan berbicara sampai tentara asing meninggalkan negara tersebut.

Agustus lalu Afganistan menyikapi strategi baru Trump dengan mengatakan bahwa kehadiran AS di Afghanistan akan tetap terbuka.

Baca Juga: Jepang Siapkan Perawatan Medis untuk Warga Gaza  

Bulan Januari, Trump mengesampingkan pembicaraan dengan Taliban, setelah  serangan di Kabul.

Serangan tersebut termasuk serangan terhadap Hotel Intercontinental di ibukota, sebuah  ambulans, jalan yang penuh sesak dan sebuah kompleks militer, yang menewaskan lebih dari 130 orang.

Ketika kekerasan meningkat secara nasional, hari Rabu (28/2/2018) ibukota Afghanistan akan menjadi tuan rumah konferensi perdamaian, yang bermaksud menyatukan negara-negara regional dalam rangka  perang melawan terorisme.

“Pada konferensi Kabul, kami akan mempresentasikan rencana perdamaian komprehensif untuk Taliban dan Pakistan,” kata Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pada Selasa (27/2/2018).(T/rdh/RS2/RS1)

Baca Juga: PBB: Warga Afghanistan Jadi Kelompok Pengungsi Ilegal Terbesar Kedua

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda