Kabul, MINA – Pemerintahan sementara Afghanistan, Taliban memprotes penolakan perwakilannya di PBB dan menyebut bahwa hal tersebut adalah sebagai “instrumen untuk menekan”.
“Pemerintah Afghanistan yang baru, sebagai otoritas yang bertanggung jawab dengan kedaulatan atas seluruh Afghanistan, yang telah memastikan keamanan bagi semua warga Afghanistan memiliki hak yang sah untuk mewakili rakyat Afghanistan di PBB,” kata Abdul Qahar Balkhi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan seperti dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (8/12).
Pernyataan itu muncul setelah Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi pada Senin (6/12) yang menunda proses pengakuan calon perwakilan Afghanistan dari Taliban, Suhail Shaheen.
Shaheen juga menjabat sebagai juru bicara Taliban dan mengambil bagian dalam negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) untuk kesepakatan 2020 yang mengakhiri perang terpanjang Washington.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
“(Itu) tidak bermanfaat bagi siapa pun dan tidak memiliki dasar hukum,” katanya tentang resolusi tersebut.
Keputusan PBB itu membuat Ghulam Mohammad Ishaqzai, utusan PBB yang ditunjuk oleh bekas pemerintahan Afghanistan yang didukung AS, sebagai wakil negara itu untuk sementara waktu.
“Memberikan kursi Afghanistan di PBB kepada individu yang tidak memiliki hubungan kerja dengan Kabul dan tidak memiliki otoritas atas bagian mana pun dari wilayah Afghanistan dianggap sebagai penolakan terang-terangan terhadap hak sah rakyat Afghanistan,” kata Balkhi. (T/RE1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina