Ghazni, MINA – Serangan kelompok militan Taliban di kota Ghazni di timur Afghanistan, menjadikan ibu kota provinsi Ghazni itu menjadi medan perang.
Sejak Jumat, Taliban melakukan serangan besar dan pertempuran masih berlangsung hingga Senin (13/8).
Dilaporkan bahwa pertempuran menghancurkan sebagian besar jaringan telekomunikasi dan media berita lokal menghentikan penyiarannya.
Jalan masuk dan keluar kota telah dirusak dan dihalangi oleh pasukan Taliban untuk mencegah pasukan Afghanistan tiba.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Warga yang melarikan diri dari kekerasan dengan berjalan kaki telah menggambarkan bahwa mereka melihat mayat di jalan dan gedung-gedung terbakar.
“Mereka membakar bangunan, ada mayat di mana-mana di kota Ghazni dan pertempuran berlangsung. Situasinya sangat buruk dan semua toko ditutup,” kata Abdul Wakil, seorang saksi yang melarikan diri dari Ghazni, demikian Al Jazeera melaporkan.
Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Afghanistan Rik Peeperkorn menyatakan keprihatinannya terhadap warga sipil yang terperangkap dalam pertempuran di kota itu.
Ia mengatakan, rumah sakit kehabisan obat dan kondisinya terlalu berbahaya untuk mengangkut korban ke rumah sakit.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
“(Penduduk Ghazni) telah melihat kota mereka berubah menjadi medan perang sejak Jumat pagi … pihak-pihak di seluruh konflik perlu memastikan bahwa akses ke layanan medis tidak ditolak dan menghormati fasilitas dan staf medis,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Menteri Pertahanan Tariq Shah Bahrami mengatakan pada hari Senin (13/8) “sekitar 100 pasukan keamanan” tewas dalam pertempuran sengit itu, juga “antara 20 hingga 30 warga sipil.”
Berbicara pada konferensi pers di ibu kota, Kabul, Bahrami mengatakan, 194 pejuang Taliban, termasuk 12 dari “komandan utama” mereka juga telah tewas, sebagian besar oleh serangan udara AS. (T/RI-1/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan