Kabul, 27 Jumadil Awwal 1437/6 Maret 2016 (MINA) – Taliban menolak untuk mengambil bagian dalam pembicaraan damai sampai pasukan asing keluar dari Afghanistan dan pemerintah Kabul melepaskan semua pejuang kelompok itu dari penjara.
Sikap itu diumumkan pada Sabtu (5/3) di saat pemerintah berupaya untuk memulai kembali perundingan perdamaian di Islamabad, ibukota Pakistan, untuk mengakhiri perang yang hampir 15 tahun lamanya.
“Kami ingin mengulangi sikap kami sekali lagi bahwa sampai pendudukan pasukan asing berakhir, sampai nama-nama pejuang Taliban dikeluarkan dari daftar hitam internasional, dan sampai tahanan kami dilepaskan, pembicaraan tidak akan ada hasil,” kata pernyataan Taliban itu. Demikian Al-Jazeera memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pernyataan itu menegaskan bahwa pemimpin Imarah Islam (Taliban) tidak menunjuk siapa pun untuk berpartisipasi dalam pertemuan damai itu dan Dewan Pimpinan Emirat Islam memutuskan untuk tidak mengambil bagian di dalamnya.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Setelah pertemuan dikenal dengan nama Kelompok Koordinasi Segiempat, terdiri wakil-wakil dari Afghanistan, Pakistan, Cina, dan Amerika Serikat, di Kabul bulan lalu, pejabat mengharapkan perundingan perdamaian langsung antara pemerintah Afghanistan dan Taliban dilakukan pekan ini.
Pemerintah Afghanistan telah berulang kali menyerukan semua kelompok Taliban untuk duduk di meja perundingan, meskipun Presiden Ashraf Ghani mengatakan pemerintahnya tidak akan berdamai dengan orang-orang yang membunuh warga sipil.
Taliban yang digulingkan dari kekuasaan dalam intervensi militer pimpinan AS pada 2001, telah melancarkan kampanye bersenjata untuk menggulingkan pemerintah Afghanistan dan membangun kembali kekuasaannya.
Konflik hampir 15 tahun ini telah menewaskan ribuan orang dan merusak perekonomian negara.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Oktober lalu, Presiden AS Barack Obama mengumumkan bahwa ribuan tentara AS akan tetap di Afghanistan hingga akhir 2016. Saat ini ada 9.800 tentara AS di negeri itu, di tengah melonjaknya serangan Taliban. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan