Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

TALIBAN TOLAK PEMILU DAN BERSUMPAH USIR PASUKAN ASING

Admin - Rabu, 7 Agustus 2013 - 02:13 WIB

Rabu, 7 Agustus 2013 - 02:13 WIB

313 Views ㅤ

Kabul, 30 Ramadhan 1434/7 Agustus 2013 (MINA) – Pemimpin Taliban Mullah Mohammad Omar mengatakan dalam pesan yang dirilis Selasa (6/8), Taliban Afghanistan tidak akan mengambil bagian dalam pemilihan presiden tahun depan dan akan berperang sampai pasukan asing meninggalkan negara itu.

Pengumuman itu dianalisa akan menggagalkan pembicaraan perdamaian yang terhenti di negara Teluk Qatar itu, Saudi Gazette melaporkan yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).

“Seperti drama menipu dengan nama pemilu 2014, orang-orang saleh kita tidak akan melelahkan diri, mereka tidak akan berpartisipasi,” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, menterjemahkan pesan Omar ke dalam bahasaInggris.

Taliban menolak dua pemilihan presiden sebelumnya tapi ini adalah pertama kalinya mereka secara terbuka telah memboikot pemilu 2014.

Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan

Selama beberapa tahun, pesan dari Omar telah disampaikan kepada orang-orang Afghanistan di hari-hari sebelum Idul Fitri, hari libur Islam, tiga hari merayakan akhir bulan suci Ramadhan, waktu yang ditandai dengan doa dan puasa.

Meskipun umumnya meyakini bahwa Omar tinggal di Pakistan, ia tidak membuat penampilan publik atau pidato sejak melarikan diri dari Afghanistan pada 2001 ketika pasukan AS dan sekutu Afghanistan menggulingkan Taliban setelah serangan 11 September di Amerika Serikat. Taliban berusaha menggulingkan pemerintah dukungan AS dan mengakhiri pendudukan asing.

Omar mengatakan tujuan kantor Taliban di Doha, ibukota Qatar, adalah untuk melihat pasukan asing meninggalkan Afghanistan dan membentuk pemerintahan inklusif didasarkan pada “prinsip-prinsip Islam”.

Hampir semua pasukan asing akan meninggalkan negara itu pada akhir tahun depan.

Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi

“Kami tidak berpikir memonopoli kekuasaan,” katanya. “Mereka yang benar-benar mencintai Islam dan negara serta memiliki komitmen untuk keduanya, siapa pun mereka atau etnis mana, atau lokasi geografis mereka berasal, tanah ini adalah milik mereka,” katanya.

Omar juga mengatakan organisasi kemanusiaan harus merasa bebas untuk melaksanakan pekerjaan mereka di Afghanistan selama mereka tidak mengundang orang untuk melakukan cara-cara non-Islam. (T/P09/R2).

Mi’raj News Agency (MINA).

 

Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan

 

 

Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar

Rekomendasi untuk Anda