Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Taliban Umumkan Pemerintahan Baru Afghanistan

Ali Farkhan Tsani - Kamis, 9 September 2021 - 09:52 WIB

Kamis, 9 September 2021 - 09:52 WIB

10 Views

Kabul, MINA – Taliban mengumumkan pemerintahan baru Afghanistan, dengan menunjuk Mohammad Hasan Akhund, ajudan dekat mendiang pendiri Mullah Omar, sebagai kepala pemerintahan sementara.

Daftar anggota kabinet yang diumumkan oleh juru bicara kepala Zabihullah Mujahid didominasi oleh anggota kelompok itu, tanpa memasukkan perempuan. Al Jazeera melaporkan, Rabu (8/9).

Pejabat pemerintahan tersebut di antaranya :

  1. Kepala Pemerintahan : Mohammad Hasan Akhund.
  2. Wakil : Abdul Ghani Baradar, kepala kantor politik Taliban.
  3. Menteri Dalam Negeri : Sirajuddin Haqqani, putra pendiri Jaringan Haqqani.
  4. Menteri Pertahanan : Mullah Mohammad Yaqoob, putra Mullah Omar.
  5. Menteri Keuangan : Hedayatullah Badri.
  6. Menteri Luar Negeri : Amir Khan Muttaqi, negosiator Taliban di Doha.

“Imarah Islam memutuskan untuk menunjuk dan mengumumkan kabinet sementara untuk melaksanakan pekerjaan pemerintah yang diperlukan,” kata jubir Mujahid.

Baca Juga: Pasar Asia Anjlok Karena Gejolak Tarif Global Trump

Ia juga menyebut, 33 anggota “pemerintahan Islam baru”, dan mengatakan jabatan yang tersisa akan diumumkan setelah pertimbangan yang cermat.

Taliban, yang merebut pusat pemerintahan Kabul pada 15 Agustus dalam serangan kilat yang menggulingkan presiden yang didukung AS.

Kelompok itu telah menjanjikan pemerintah inklusif yang mewakili susunan etnis Afghanistan yang kompleks.

Mereka juga mengatakan, pemerintah baru akan bekerja untuk menegakkan hukum syariah di Afghanistan.

Baca Juga: AS Lancarkan Lebih Banyak Serangan Udara di Berbagai Wilayah Yaman

“Kepemimpinan baru akan memastikan perdamaian, kemakmuran, dan pembangunan yang langgeng”,  lanjut pernyatan. (T/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Puluhan Negara Hubungi AS untuk Negosiasi Usai Tarif Trump Berlaku

Rekomendasi untuk Anda