Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tanda-Tanda Haji Mabrur

Ali Farkhan Tsani - Ahad, 21 Agustus 2016 - 14:11 WIB

Ahad, 21 Agustus 2016 - 14:11 WIB

563 Views

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Da’i Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor dan Redaktur Senior Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Haji mabrur tentu menjadi dambaan setiap Muslim yang telah menunaikan ibadah haji. Bukan sekadar panggilan “Pak Haji atau Bu Haji” dalam gelar sapaan orang Timur. Namun lebih dari itu, adalah perbuatan dan perkataan yang sesuai dengan predikat hajinya.

Mabrur  berasal dari kata barra-yaburru-barran yang artinya taat, berbakti. Dalam Kamus Al-Munawwir dijelaskan, albirru  artinya ketaatan, kesalehan atau kebaikan

Haji mabrur artinya haji yang diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sedangkan balasannya tidak lain adalah surga.

Baca Juga: Tingkatkan Amalan di Bulan Syaban, untuk Persiapan Ramadhan

Seperti disabdakan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:

الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ

Artinya: “Haji yang mabrur tiada lain balasannya kecuali surga.’’ (H.R. Bukhari dan Muslim).

Adapun tanda-tanda haji mabrur dapat dirasakan oleh orang lain setelah kembali ke tanah air, seusai pelaksanaan manasik haji di tanah suci. Hal itu tampak dari perbuatan dan perkataan yang baik dan menyejukkan orang lain.

Baca Juga: Jika Masuk Bulan Sya’ban, Ini yang Perlu Dilakukan Kaum Muslimin

Seperti disebutkan oleh Jabir bin Abdullah ketika bertanya kepada baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Apakah haji mabrur itu?”. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab,

إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَطِيْبُ الْكَلاَمِ

Artinya: ”Suka memberi makanan dan selalu berbicara yang sejuk di hati”. (H.R. Ahmad).

Tanda pertama, disebutkan suka memberi makanan. Artinya, sekembali ke rumah jamaah haji menjadi gemar memberi, penyantun, suka bershadaqah, dan senang membantu orang lain.

Baca Juga: Jangan Jadi Generasi Qila Wa Qala

Harta yang telah dikeluarkan untuk perjalanan haji, membayar dam (denda), memotong hewan qurban, diteruskan ketika kembali ke tanah air dalam bentuk kepedulian sosial terhadap masyarakat yang membutuhkan bantuan.

Jangan sampai setelah pulang haji, masih ada sifat ‘pendusta agama’ yang melekat di dalam dirinya.

Firman Allah mengingatkan:

أَرَءَيۡتَ ٱلَّذِى يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ (١) فَذَٲلِكَ ٱلَّذِى يَدُعُّ ٱلۡيَتِيمَ (٢) وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلۡمِسۡكِينِ (٣)

Baca Juga: Malu dalam Perspektif Islam: Pilar Akhlak Mulia

Artinya: “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.” (Q.S. Al-Ma’un [107]: 1-3).

Tanda kedua, selalu berbicara yang sejuk di hati. Artinya, sekembali ke rumah jamaah haji selalu berupaya berbicara yang sejuk, benar, baik, santun, dan tidak suka menyakitkan orang lain. Dengan perkataan yang benar dapat memperbaiki amalan, menjadi penghapus dosa-dosa, dan memberi manfaat kepada orang lain.

Semasa ibadah haji, para hujjaj telah dibimbing dengan ayat,

ٱلۡحَجُّ أَشۡهُرٌ۬ مَّعۡلُومَـٰتٌ۬‌ۚ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ ٱلۡحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِى ٱلۡحَجِّ‌ۗ وَمَا تَفۡعَلُواْ مِنۡ خَيۡرٍ۬ يَعۡلَمۡهُ ٱللَّهُ‌ۗ وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيۡرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقۡوَىٰ‌ۚ وَٱتَّقُونِ يَـٰٓأُوْلِى ٱلۡأَلۡبَـٰبِ

Baca Juga: Bencana Kebakaran Los Angeles dalam Perspektif Al-Qur’an

Artinya: ” [Musim] haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh  berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (197).” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 197).

Semoga tamu-tamu Allah yang sekarang sedang menunaikan rukun Islam kelima, berjihad menuju Baitullah, maupun yang sudah berhaji, dapat memperoleh predikat Haji Mabrur, yang dapat dirasakan kemabrurannya oleh keluarganya, tetangganya, masyarakat dan dunia sekitarnya setelah nanti kembali ke tanah air. Aamiin yaa robbal ‘aalamiin. (P4/P2)

Mi’raj Islami News Agency (MINA)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-41] Menundukkan Hawa Nafsu

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
MINA Millenia
MINA Preneur
Kolom
Khadijah
Kolom
Kolom
Indonesia
Kolom
Indonesia
Palestina