Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WAKIl SEKJEN PBB : TANGGAPAN ATAS MIGRASI DAN ALIRAN PENGUNGSI “SEDANG DIUJI”

Widi Kusnadi - Jumat, 16 Oktober 2015 - 07:39 WIB

Jumat, 16 Oktober 2015 - 07:39 WIB

570 Views

Jan Eliasson, of Sweden, Deputy UN Secretary General

Eliasson-Deputi-UN-Secretary-General-300x196.jpg" alt="Jan Eliasson, of Sweden, Deputy UN Secretary General" width="300" height="196" /> AKI  Jan Eliasson, of Sweden, Deputy UN Secretary General

Istanbul, 3 Muharram 1437/16 Oktober, 2015 (MINA) – Kemampuan dunia menanggapi migrasi dan aliran pengungsi “sedang diuji tak seperti  masa sebelumnya” Wakil sekjen PBB menyatakan Kamis, saat berbicara di Forum Global mengenai Migrasi dan Pembangunan yang berlangsung di Istanbul, Turki, seraya mengingatkan kembali pada prinsip-prinsip penting yang ditegaskan PBB untuk menjawab tantangan global ini.

“Kita semua pasti tahu dengan skala tantangan kita sekitar 240 juta migran internasional dan lebih dari 60 juta pengungsi dan mereka yang terpaksa terlantar,” kata Wakil Sekjen PBB Jan Eliasson kepada para pejabat pemerintah,  tokoh akademisi,  masyarakat madani dan kelompok lainnya yang hadir dalam forum tiga hari tersebut.

“Tantangan ini bukan hanya krisis dalam jumlah. Ini merupakan krisis solidaritas. Ini krisis yang memerlukan mobilisasi kemauan politik, tetapi juga solusi yang layak dan jauh ke depan,” tambahnya.

Dikatakannya, sungguh tepat forum tahunan ini berlangsung di Istanbul tahun ini karena Turki telah menjadi jantung krisis pengungsi di kawasan ini,  sementara Libanon, Yordania, Mesir dan Irak terkena dampaknya yang serius akibat perang mengerikan di Suriah yang harus diakhiri.

Baca Juga: The Guardian: Bom Pager Israel Langgar Perjanjian Perang

“Menangani akar penyebab migrasi paksa atau sukarela merupakan unsur penting Agenda Berkelanjutan 2030. Pembangunan  – tujuan nomor 10, “wakil Sekjen PBB mencatat, mengacu pada kesepakatan baru itu yang pada September lalu disetujui semua negara anggota PBB untuk menghapus kemiskinan, melawan ketidakadilan dan mengatasi perubahan iklim selama 15 tahun ke depan.

“Dengan meningkatkan kondisi untuk kehidupan yang bermartabat, dengan mengurangi ketidaksetaraan, dan mempromosikan masyarakat damai, kita dapat melintasi batas negara sebagai soal pilihan sesuai informasi yang layak, bukan karena nekad atau putus asa,” tambahnya.

“Menyelamatkan nyawa harus menjadi prioritas pertama kita,” katanya. “Meski pun upaya pencarian dan penyelamatan dilakukan, kita masih terus menyaksikan sejumlah besar orang menemui ajal ketika berusaha menyeberangi perbatasan.”

Selama bertahun-tahun, kata Eliasson di akhir pidatonya, berbagai pemerintah telah bekerja sama merumuskan aturan yang jelas mengenai perdagangan lintas batas, jasa dan keuangan, tetapi aliran lintas batas pengungsi masih belum diatur dan ditangani secara layak.

Baca Juga: Giliran Walkie-Talkie Meledak Massal di Lebanon, 14 Tewas, 450 Lebih Luka

“Dengan bekerja sama secara konstruktif, koperatif dan inovatif, kita dapat meninggalkan banyak tragedi yang kita saksikan dan terungkap di seluruh dunia, Eliasson menyimpulkan.” Dengan ini kita dapat membantu membangun kehidupan yang menjanjikan peluang dan bermartabat bagi semua.” (T/R07/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Di Depan OKI dan Liga Arab Turkiye Suarakan Penghentian Genosida di Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Palestina
Dunia Islam
Palestina
Indonesia
MINA Preneur
MINA Preneur
MINA Health
MINA Health