Ramallah, MINA – Direktur Informasi di Kementerian Tahanan dan Mantan Tahanan, Islam Abdo mengatakan, tahanan Palestina memutuskan untuk melakukan mogok makan bersama pada hari Jumat (5/5/2023) sebagai tanggapan atas pembunuhan Sheikh Khader Adnan oleh otoritas Israel.
Abdo berkata kepada Al Mayadeen bahwa tahanan administrasi memulai mogok makan terbuka yang menunjukkan bahwa ancaman Israel tidak akan menghalangi tahanan untuk menuntut keadilan dan hak-hak mereka.
“Kekuatan sebenarnya dari para tahanan adalah persatuan mereka,” katanya, ketika dia meminta warga Palestina untuk mendukung mereka yang ditahan di penjara Israel pada tahap kritis ini.
Pernyataan pejabat itu muncul setelah Komite Tahanan Administratif di penjara pendudukan Israel mengumumkan pada Jumat bahwa mereka memutuskan untuk melakukan mogok makan massal dalam beberapa hari mendatang.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Dalam sebuah pernyataan yang bocor yang disampaikan oleh Kantor Informasi Tahanan, komite tersebut mengindikasikan bahwa aksi itu berusaha untuk menekan otoritas Israel agar memenuhi tuntutan mereka yang ditahan dalam penahanan administratif, serta sebagai tanggapan atas pengabaian yang disengaja terhadap kesehatan Khader Adnan yang menyebabkan kematiannya.
Adnan mati syahid pada hari Selasa (2/5) setelah dia melakukan mogok makan selama 87 hari untuk memprotes pemenjaraannya.
Kantor Informasi Tahanan menyatakan bahwa Israel telah mengeluarkan 1.014 surat perintah untuk menahan warga Palestina di bawah penahanan administratif yang hampir dua kali lipat dari jumlah yang dikeluarkan pada periode yang sama tahun 2022.
Seorang tanahan administratif ditahan di penjara Israel tanpa tuntutan yang diajukan terhadap mereka dan penahanan mereka diperbarui secara sewenang-wenang saat mendekati akhir. (T/RI-1/RS2)
Baca Juga: Hujan Deras Rusak Tenda-Tenda Pengungsi di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Obaida: Sandera Perempuan di Gaza Tewas oleh Serangan Israel