Kuala Lumpur, MINA – Dampak ucapan Donald Trump yang menyebut Yerusalem ibukota Israel, sekelompok warga Malaysia melakukan aksi boikot restoran cepat saji McDonald’s.
Pemilik McDonald’s Malaysia menyatakan kekecewannya atas aksi tersebut sebagai pembalasan atas pengumuman Trump. Marekting Interactive melaporkan, Senin (11/12).
McDonald’s pada Sabtu (9/12) segera memasang sebuah pernyataan di Facebook-nya, yang mengatakan bahwa restorannya tidak terlibat dalam konflik politik atau agama.
Direktur Azmir Jaafar mengatakan, “penting dicatat, perusahaan franchisee Gerbang Alaf Restaurants yang mengoperasikan bisnis McDonald’s di Malaysia, adalah perusahaan milik lokal. Kami juga tidak mendukung atau terlibat dalam konflik politik atau agama manapun di belahan dunia manapun.”
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Dia juga meyakinkan orang Malaysia bahwa pihaknya tidak menyalurkan dana ke Israel.
Dia menambahkan bahwa tuduhan tersebut “tidak benar, kebohongan yang terang-terangan dan fitnah.”
Jaafar menyesalkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dalam pesan WhatsApp dengan konten yang sama sekali tidak berdasar.
Restoran makanan cepat saji itu menganggap “tuduhan yang tidak beralasan adalah fitnah, dan menambahkan, pihaknya tidak akan ragu untuk mengambil tindakan terhadap pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang terus “menyebarkan kebohongan di media sosial dan saluran lainnya.”
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Jaafar mendesak masyarakat untuk fokus pada “bertarung melawan dengan cara yang benar”.
Pengumuman Trump yang dibuat pada 6 Desember, memicu protes di seluruh dunia, termasuk di Indonesia dan Malaysia.
McDonald’s Malaysia juga pernah menghadapi aksi boikot pada tahun 2014, dengan tuduhan membantu mendanai serangan Israel ke Gaza.
Pemilik McD mengatakan, tanggung jawab sosial perusahaan adalah prioritas utamanya. Tahun 2017 ini saja, perusahaannya telah menghabiskan lebih dari RM2.5 juta untuk melibatkan orang-orang Malaysia melalui lebih dari 5.000 aktivitas masyarakat. (T/RS2/RS1)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Mi’raj News Agency (MINA)