Tanggul Sungai Citarum Jebol Picu Banjir di Karawang

Foto : Peninjauan perkembangan banjir Kabupaten Karawang melalui udara menggunakan helikopter, Senin (22/2). (BNPB)

Karawang, MINA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono mengatakan, selain kerusakan sungai, beberapa saluran irigasi yang jebol juga menjadi penyebab banjir semakin parah di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

“Ini berada di hilirnya bendungan Jatiluhur. Hilir bendungan Jatiluhur ada anak yang namanya Sungai Cibeet. Debitnya sekarang yang masuk ke Sungai Citarum 900 m3 per detik. Jadi walaupun dari Jatiluhur dikurangi outflownya karena hanya untuk menggerakan turbin listrik, tetapi bergabung dengan Cibeet menjadi 1.300 m3 per detik. Daya tampungnya atau kapasitasnya 1.100 m3 per detik. Sehingga itu memang meluap,” kata Basuki saat meninjau perkembangan melalui udara menggunakan helikopter, Senin (22/2).

Dalam hal ini, Menteri Basuki memastikan bahwa perbaikan kerusakan tanggul dan sungai sudah ditangani dan masih dalam proses perbaikan oleh Balai Besar Citarum.

“Kami sudah bergerak, peralatan dari Balai Besar Citarum untuk segera menutup. Tadi yang kita lihat ada tenda-tenda biru itu adalah sudah mulai bekerja sebetulnya untuk menutup itu,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana () Doni Monardo mengatakan, pihaknya akan terus mengkoordinasikan segala hal yang dianggap perlu dalam kaitan penanganan darurat bencana banjir, terutama untuk mendistribusikan bantuan kepada masyarakat terdampak.

Menurut Doni, yang menjadi prioritas adalah pendistribusian logistik siap saji dan penanganan serta evakuasi bagi mereka yang memiliki gangguan kesehatan.

“Mohon masyarakat yang kiranya memerlukan bantuan evakuasi untuk segera mencari helipad yang relatif lebih aman agar bisa kita evakuasi dari lokasi bencana. Kemudian juga masyarakat yang lansia, ibu hamil, ini juga mungkin perlu mendapatkan prioritas untuk dilakukan langkah-langkah penanganan lebih baik lagi,” tegas Doni.

Sementara itu, menurut data terbaru yang dihimpun oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB hingga hari ini Senin (22/2) pukul 15.00 WIB, bencana banjir Kabupaten Karawang telah berdampak pada 14.754 KK atau 52.527 jiwa.

Adapun banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) 10-260 sentimeter itu juga memaksa sebanyak 3.393 KK atau 19.092 jiwa mengungsi ke sejumlah titik yang hingga kini masih dalam pendataan. (R/R5/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)