Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tanggung Jawab Seorang Muslim Terhadap Al Qur’an

Bahron Ansori - Selasa, 7 Desember 2021 - 10:22 WIB

Selasa, 7 Desember 2021 - 10:22 WIB

55 Views

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

Al Quran adalah Kitab Allah petunjuk kehidupan menuju keselamatan dunia dan akhirat. Setiap muslim dituntut untuk berinteraksi dengannya, menjalin keakraban, menjadi sahabatnya bahkan menjadi keluarganya yang siap mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, harta bahkan kalau perlu nyawa demi al Quran. Kewajiban dan tanggung jawab kita sebagai muslim terhadap al Quran menurut tuntutan Allah dan tuntunan Rasul-Nya dapat disimpulkan sebagaimana di bawah ini.

Setidaknya ada lima tanggung jawab seorang muslim terhadap Al Qur’an ini antara lain sebagai berikut.

Pertama, tilawah dan tahsin. Tanggungjawab pertama seorang muslim terhadap al Quran adalam ‘tilawah’. Tilawah sering diartikan membaca. Sesuai dengan makna asal katanya yang berarti mengikuti, maka makna tilawah tersebut adalah mengikuti setiap huruf-demi huruf dengan segala tuntutan kesempurnaannya sebagaimana yang dicontohkan yakni dicontohkan oleh Rasulullah saw. Oleh karena itu tilawah yang berarti membaca, memiliki penekanan makna bahwa membaca itu harus tepat dan benar sesuai dengan orisinalitas bacaannya yang bersumber dari Rasulullah saw, dipraktikkan para sahabat dan dipelihara oleh para pengikut sunnahnya yang setia.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya

Dengan demikian, pada kata tilawah terkandung pula makna tahsin. Tahsin menurut bahasa artinya membaguskan yakni membaguskan bacaan al Quran sebagaimana standar-standarnya yang telah ditetapkan dari sumbernya. Istilah Tahsin sering disebut dalam kitab-kitab bertemakan tentang tajwid (aturan membaca al Quran) sebagai sinonim kata tajwid, sementara menurut istilah, tajwid adalah mengeluarkan huruf-demi huruf dari tempat keluarnya dengan memberikan hak dan mustahaknya. Hak huruf adalah kesempurnaan pengucapan huruf disertai dengan kesempurnaan penerapan sifatnya sedangkan mustahak huruf adalah mengaplikasikan hukum-hukum bacaan terutama ketika satu huruf berhubungan dengan huruf lainnya.

Kedua, tahfizh. Tahfizh al Quran adalah tanggung jawab berikutnya terhadap al Quran. Tahfizh berarti menjaga dan memelihara al Quran terutama dengan cara menghafalkannya atau dalam ingatan. Penjagaan dan pemeliharaan al Quran dengan cara ini, lebih mendekatkan setiap muslim pada al Quran karena ia dapat membacakannya di manapun kapan pun dengan mudahnya karena al Quran sudah tersimpan dalam ingatannya dan kesempatan untuk mendapatkan pahala pun semakin luas dan mudah. Adapun ayat al Quran  dan hadits-hadits shahih yang bersumber dari Rasulullah saw banyak sekali yang mengindikasikan pentingnya menghafal al Quran ini.

Ketiga, tafhim. Tafhim merupakan tanggung jawab seorang muslim terhadap al Quran yang ketiga. Tafhim berarti memahami. Banyak sekali ayat al Quran yang mengingatkan bahwa fungsi al Quran adalah sebagai petunjuk menuju keselamatan dunia dan akhirat oleh karena itu menuntut setiap muslim untuk memahami dan mampu mendalami maknanya dalam rangka menguak makna yang terdalam melaui tafsir dan tadabbur. Tanpa upaya ini, maka keagungan al Quran tidak akan dapat dirasakan dalam kehidupan.

Keempat, tathbiq. Tathbiq al Quran merupakan tanggung jawab berikutnya. Tathbiq artinya adalah merealisasikan dalam pengamalan. Penjagaan dan pemeliharaan al Quran melalui hafalan adalah dalam rangka mendekatkan setiap muslim terhadap kitab petunjuk kehidupannya. Melalui pemahaman yang mendalam, maka nilai-nilai al Quran dapat berfungsi secara aplikatif dalam kehidupan sehingga tujuan dapat tercapai, kebahagiaan dunia dan akhirat pun telah menantinya.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Kelima, tabligh. Tabligh adalah menyampaikan artinya, nilai-nilai al Quran yang telah dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan bukanlah semata-mata untuk mencapai kesalehan secara pribadi saja tetapi setiap muslim pun dituntut untuk mensosialisasikannya kepada masyarakat secara umum sebagai wujud kepeduliaannya terhadap sesama sebab dalam suatu hadits disebutkan bahwa tidaklah seseorang dipandang sempurna keimanannya hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.

Jika seseorang peduli pada dirinya untuk menjadi orang yang baik dihadapan Allah dan takut akan ancaman-Nya maka kepedulian yang sama harus dibangun pula pada saudaranya sehingga menuntutnya untuk menyampaikan semua nilai-nilai kebaikan yang dipahami tersebut terhadap sesamanya.

Semoga Allah Ta’ala memudahkan setiap kaum muslimin untuk senantiasa mencintai al Qur’an dengan cara banyak membacanya, menghafalnya, mentadabburi setiap maknanya, mengamalkan dan mendakwahkannya kepada setiap manusia, wallahua’lam.(A/RS3/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
MINA Health
Indonesia
Indonesia
Khadijah