Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tangisan di Alam Barzakh: Ketika Amal Tidak Cukup Menolong

Bahron Ansori Editor : Arif R - Kamis, 19 Desember 2024 - 20:17 WIB

Kamis, 19 Desember 2024 - 20:17 WIB

49 Views

Alam kubur (foto: ilustrasi)

ALAM barzakh adalah tempat transit bagi manusia setelah wafat, hingga hari kebangkitan tiba. Dalam Islam, kehidupan di alam barzakh merupakan bagian dari perjalanan manusia menuju kehidupan akhirat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan tentang kondisi di alam kubur, di mana manusia akan mengalami kesenangan atau kesengsaraan sesuai dengan amalnya di dunia. Firman Allah,

وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

“Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-Mu’minun: 100)

Di alam barzakh, amal manusia menjadi teman sejati. Namun, ada kondisi di mana amal yang dibawa tidak cukup menolong seseorang dari siksa kubur. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Baca Juga: Gila Hormat dalam Perspektif Ilmiah dan Syariat Islam

إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ

“Sesungguhnya kubur adalah tempat pertama dari kehidupan akhirat. Jika seseorang selamat darinya, maka apa yang datang setelahnya akan lebih mudah. Namun, jika ia tidak selamat darinya, maka apa yang datang setelahnya akan lebih berat.” (HR. Tirmidzi)

Tangisan di alam barzakh menjadi cerminan penyesalan mereka yang tidak mempersiapkan amal yang cukup selama hidupnya di dunia. Banyak yang mengandalkan amal ibadahnya tanpa memperhatikan niat yang ikhlas, kejujuran, atau ketulusan hati. Allah mengingatkan,

يَوْمَ تُبْلَى السَّرَائِرُ

Baca Juga: Tarawih Express: Antara Kecepatan dan Kekhusyukan

“Pada hari ketika segala rahasia ditampakkan.” (QS. At-Tariq: 9)

Amal ibadah tanpa keikhlasan tidak akan memiliki bobot di sisi Allah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبَلُ مِنْ الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ خَالِصًا لَهُ وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ

“Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali yang dilakukan dengan ikhlas dan hanya mengharap wajah-Nya.” (HR. Nasa’i)

Baca Juga: Defisit Amal: Sebab dan Solusi Menurut Islam

Selain keikhlasan, hubungan dengan sesama manusia menjadi faktor penting. Ada orang yang banyak amal ibadahnya tetapi terhalang oleh dosa-dosa terhadap sesama. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan,

أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ؟… يُؤْتَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاتِهِ وَصِيَامِهِ وَزَكَاتِهِ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا

“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut? … Pada hari kiamat, ia datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia juga membawa dosa mencela, memfitnah, dan menzalimi orang lain…” (HR. Muslim)

Dalam keadaan seperti itu, amalnya tidak cukup menolong, karena dosa-dosanya terhadap orang lain harus diselesaikan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa pada hari kiamat, amal kebaikan akan diberikan kepada orang-orang yang dizalimi, hingga amalnya habis. Jika amalnya sudah habis, dosa orang lain akan dibebankan kepadanya.

Baca Juga: Kebiadaban Zionis Israel di Bulan Ramadhan

Pentingnya menjaga hubungan baik dengan manusia ini juga ditekankan dalam firman Allah,

فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ. الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ. الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ. وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ

“Maka celakalah orang-orang yang shalat, yaitu mereka yang lalai dari shalatnya, yang berbuat riya, dan enggan memberikan bantuan kepada yang membutuhkan.” (QS. Al-Ma’un: 4-7)

Oleh karena itu, amal yang cukup menolong di alam barzakh bukan hanya sekadar kuantitas, tetapi kualitasnya. Amal itu harus dilandasi keikhlasan kepada Allah, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, dan tidak melupakan hak-hak sesama manusia.

Baca Juga: Qia, Balita Tasikmalaya, Kirimkan Cinta untuk Anak-Anak Palestina Lewat Celengan

Selain itu, doa dan amal kebaikan dari keluarga yang masih hidup juga dapat membantu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلاَثَةٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika manusia meninggal dunia, terputuslah amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Setiap muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak amal jariyah yang berkelanjutan. Sedekah yang dimanfaatkan oleh umat, pembangunan masjid, wakaf untuk pendidikan, atau pengadaan Al-Qur’an yang dibaca oleh banyak orang, semuanya akan menjadi amal yang terus mengalir, sekalipun jasad telah terkubur di alam barzakh. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan bahwa amal ini dapat menjadi penyelamat yang memberi keberkahan di alam kubur.

Baca Juga: 9 Kiat Mudik Aman

Selain itu, mempersiapkan ilmu yang bermanfaat menjadi bekal lain yang tidak kalah penting. Ilmu yang diajarkan kepada orang lain dan diamalkan, akan menjadi cahaya bagi pemberinya di alam kubur. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ

“Barang siapa mengajarkan kebaikan, ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.” (HR. Muslim)

Semoga Allah memberikan kita kemampuan untuk memperbaiki amal, menjaga keikhlasan, dan terus menebar manfaat di dunia, sehingga kita selamat di alam barzakh dan mendapat rahmat-Nya di akhirat kelak. Aamiin.[]

Baca Juga: Akhlak Rasulullah sebagai Teladan Kehidupan

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Mengenal Sejarah Budaya Mudik

Rekomendasi untuk Anda

Kolom