Beijing, MINA – Sebuah kapal tanker yang membawa minyak dari Iran ke Korea Selatan terbakar akibat bertabrakan dengan kapal kargo di pantai timur Cina pada Sabtu (6/1). Insiden itu menyebabkan 32 awak kapal tanker hilang.
“Kapal tersebut, yang membawa 136.000 ton minyak kondensat, terbakar setelah tabrakan pada Sabtu (6/1) malam dan awak kapal – 30 warga Iran dan dua warga Bangladesh – hilang,” kata Kementerian Transportasi Cina.
Adapun 21 anggota kru kapal kargo berhasil diselamatkan. Semuanya adalah warga Cina, BBC melaporkan seperti dikutip MINA.
Kapal tanker itu masih dilalap api pada Ahad. Rekaman saluran televisi negara CCTV menunjukkan kapal dilalap api besar dan terbungkus awan asap hitam.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Menurut data pelacakan kapal Reuters, kapal tanker itu berlayar dari Pulau Kharg, Iran, menuju Daesan, Korsel. Saat meluncur kapal tanker itu membawa minyak senilai US$60 juta.
Adapun kapal kargo CF Crystal yang terdaftar di Hong Kong membawa 64.000 ton biji-bijian dari Amerika Serikat ke Provinsi Guangdong, Cina.
“Sanchi masih mengambang dan terus terbakar, ada minyak di permukaan laut, operasi pencarian dan penyelamatan sedang terburu-buru dan sedang berlangsung,” kata kementerian tersebut.
Cina telah mengerahkan kapal pembersih khusus ke lokasi kejadian untuk meminimalkan kerusakan lingkungan. “Penyebab tabrakan itu sedang diselidiki,” tambah kementerian.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Otoritas maritim Tiongkok telah mengirim delapan kapal dan Korea Selatan telah mengirim sebuah pesawat dan sebuah kapal penjaga pantai seberat 3.000 ton.
Sementara Kementerian Perminyakan Iran mengatakan kapal tanker tersebut milik National Tanker Company Iran (NITC) dan menyerahkan kargonya ke Total Hanwha Korea Selatan. Kapal dan muatannya diasuransikan.
Itu adalah kecelakaan kedua dalam waktu kurang dari dua tahun yang melibatkan kapal tanker milik NITC. Pada Agustus 2016 sebuah supertanker Iran dan sebuah kapal kontainer bertabrakan di Selat Singapura, menyebabkan kerusakan pada kedua kapal namun tidak mengalami cedera atau polusi.
Tabrakan Sabtu adalah kecelakaan maritim fatal terbaru yang melanda Asia Timur dalam beberapa tahun terakhir. (T/R11/P1)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu