Washington, 27 Muharram 1437/9 November 2015 (MINA) – Perubahan iklim sudah menghalangi orang keluar dari kemiskinan, dan tanpa pengembangan iklim yang cerdas, inklusif dan cepat, bersamaan dengan upaya-upaya pengurangan emisi untuk melindungi orang miskin, boleh jadi akan terjadi penambahan orang miskin sebanyak 100 juta orang pada 2030, Bank Dunia menyatakan.
Prediksi ini muncul dalam laporan Bank Dunia yang disiarkan sebelum Konferensi Iklim Internasional di Paris, Prancis., Mi’raj Islamic News Agency mewartakan, dengan mengutip Kuna News Agency.
Laporan tersebut, “Gelombang Kejut: Mengelola Dampak Perubahan Iklim Pada Kemiskinan”, menemukan bahwa orang-orang miskin sudah berada pada tingkatan risiko tinggi terhadap berbagai kejutan terkait iklim, termasuk gagal panen akibat berkurangnya curah hujan, melonjaknya harga pangan setelah berlangsung cuaca ekstrem dan meningkatnya kejadian penyakit menyusul terjadinya gelombang panas dan banjir.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Dikatakannya, kejutan-kejutan seperti ini dapat menyebabkan kerugian, sehingga mendorong penduduk kembali ke lembah kemiskinan, terutama sekali di Afrika dan Asia Selatan.
“Laporan ini mengirimkan pesan jelas bahwa menghentikan kemiskinan tak akan mungkin tanpa kita mengambil aksi yang kuat untuk mengurangi ancaman perubahan iklim atas orang miskin dan mengurangi secara dramatis berbagai emisi berbahaya,” kata Presiden Kelompok Bank Dunia, Jim Yong kim.
“Perubahan iklim menghantam secara telak orang miskin, dan tantangan kita sekarang adalah melindungi puluhan juta orang terjatuh ke kemiskinan ekstrem akibat perubahan iklim,” tambahnya.
Laporan itu menemukan bahwa orang-orang yang sangat miskin lebih terpapar ketimbang rata-rata penduduk terhadap kejutan yang terkait iklim, seperti banjir, kekeringan dan gelombang panas, dan mereka kehilangan lebih banyak harta ketika kejutan-kejutan tersebut menimpa mereka.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Di 52 negara tempat tersedianya data, 85 persen penduduk hidup di negara-negara tempat orang miskin lebih rentan terpapar kekeringan daripada rata-rata penduduk. Orang miskin juga lebih menderita apabila terjadi peningkatan temperatur dan hidup di negara-negara dengan produksi pangan diperkirakan akan menurun karena perubahan iklim. (T/R07/R01)
Mi’Raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan