Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tantangan Mendidik Anak dalam Keluarga yang Sibuk

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 1 menit yang lalu

1 menit yang lalu

0 Views

Ilustrasi

DI ERA modern saat ini, banyak keluarga menghadapi tantangan besar dalam mendidik anak di tengah kesibukan yang menyita waktu dan energi. Orang tua, terutama yang bekerja penuh waktu, sering kali dihadapkan pada dilema antara tanggung jawab profesional dan tanggung jawab sebagai pendidik utama dalam keluarga. Waktu yang terbatas, tekanan pekerjaan, serta distraksi digital menjadi faktor yang mempengaruhi kualitas interaksi antara orang tua dan anak. Padahal, pendidikan dalam keluarga adalah fondasi utama dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak.

Penelitian dalam bidang psikologi perkembangan menunjukkan bahwa kualitas pengasuhan jauh lebih berpengaruh daripada kuantitas waktu yang dihabiskan bersama anak. Artinya, sekalipun waktu kebersamaan terbatas, jika digunakan secara intensif dan penuh perhatian, hal itu tetap dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan anak. Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana orang tua dapat benar-benar hadir secara emosional dan mental ketika bersama anak. Tidak sedikit orang tua yang secara fisik berada di rumah, namun pikirannya masih terikat oleh pekerjaan, email, atau media sosial.

Dalam konteks keluarga sibuk, komunikasi menjadi hal krusial. Tanpa komunikasi yang efektif, anak-anak bisa merasa terabaikan dan kesepian, meskipun tinggal dalam satu rumah. Mereka mungkin mencari perhatian dari luar, yang tidak selalu positif. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menciptakan momen-momen bermakna, seperti makan bersama tanpa gadget, mendampingi anak belajar, atau hanya sekadar mendengarkan cerita mereka dengan penuh perhatian. Interaksi semacam ini membangun rasa aman dan kepercayaan anak terhadap orang tuanya.

Tantangan lain yang sering muncul adalah kecenderungan menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya kepada pihak luar, seperti sekolah, pengasuh, atau lembaga kursus. Meskipun dukungan eksternal penting, peran orang tua tetap tidak tergantikan. Anak-anak membutuhkan figur otoritas yang konsisten dan penuh kasih di rumah. Tanpa keterlibatan orang tua, nilai-nilai yang ditanamkan di luar rumah mungkin tidak terinternalisasi dengan baik. Apalagi di zaman serba digital ini, anak-anak juga terpapar berbagai informasi dari internet yang tidak semuanya selaras dengan nilai-nilai keluarga.

Baca Juga: Mewaspadai Dunia Digital, Medan Bebas Tanpa Kontrol

Secara ilmiah, keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak terbukti berkontribusi pada prestasi akademik, stabilitas emosional, dan keterampilan sosial anak. Sebaliknya, kurangnya kehadiran orang tua dapat menyebabkan berbagai masalah seperti rendahnya motivasi belajar, perilaku menyimpang, bahkan gangguan psikologis. Itulah mengapa kesibukan bukan alasan untuk abai. Justru dalam situasi sibuk, orang tua perlu merancang strategi pengasuhan yang cerdas dan fleksibel.

Salah satu pendekatan yang bisa digunakan adalah manajemen waktu keluarga. Menyusun jadwal harian atau mingguan yang mengalokasikan waktu khusus untuk keluarga, seperti “family time” di akhir pekan atau rutinitas malam sebelum tidur, dapat membantu memperkuat ikatan keluarga. Penggunaan teknologi juga bisa diarahkan untuk memperkuat relasi, bukan sebaliknya. Misalnya, video call saat di luar kota, mengirim pesan motivasi ke anak sebelum ujian, atau membuat grup keluarga yang positif di media sosial.

Dalam perspektif Islam, mendidik anak merupakan amanah besar. Rasulullah SAW bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maka, kesibukan dunia tidak boleh menjadi alasan untuk lalai terhadap pendidikan anak. Justru orang tua harus menjadikan pekerjaan dan kesibukannya sebagai teladan dalam nilai tanggung jawab, kerja keras, dan integritas.

Kesibukan keluarga modern memang tidak bisa dihindari, namun dengan kesadaran, niat yang kuat, dan perencanaan yang baik, mendidik anak tetap dapat dijalankan secara optimal. Anak bukan hanya membutuhkan orang tua yang menyediakan materi, tetapi juga membutuhkan kasih sayang, arahan, dan perhatian. Dengan komitmen yang kokoh dan komunikasi yang hangat, keluarga yang sibuk pun bisa menjadi tempat terbaik tumbuh kembang anak secara sehat, cerdas, dan bahagia.[]

Baca Juga: STAI Al-Fatah Resmi Buka Program Studi Ekonomi Syariah

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda