Oleh Lia Rosaliana, Momspreuneur dan Aktivis Dakwah di Jakarta
SADARKAH kita bahwa sebenarnya Allah Ta’ala telah menciptakan kita, manusia, sebagai makhluk dengan desain terhebat serta support system tercanggih dibandingkan makhluk Allah lainnya?
Allah berfirman dalam surat At Tin (95) ayat 4 :
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ ٤
Baca Juga: Selalu Ada Pembela Baitul Maqdis
Artinya: ”Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Perjalanan kehidupan manusia dimulai saat 20-200 juta ksatria sperma memasuki vagina melalui proses ejakulasi. Sel sperma akan berenang melawan arus kuat dan asam, rheotaksis, di mulut rahim menuju saluran telur, tuba falopi. Tantangan berikutnya adalah sperma harus memilih saluran telur kanan atau kiri, untuk memastikan keberadaan sel telur karena hanya ada satu sel telur yang matang.
Sepanjang perjalanan, sperma juga harus menghindari jalan buntu dan terjebak di dalamnya. Sperma juga harus menghadapi sel-sel darah putih yang siap untuk menyerang dan membunuh mereka sebagai reaksi pertahanan karena tubuh mengidentifikasi mereka sebagai benda asing yang akan menyerangnya.
Hanya sepuluh persen atau sekitar jutaan sperma yang berhasil mencapai tuba falopi. Dari sepuluh persen tersebut hanya dua persen yang mampu mencapai sel telur, ovum. Dan hanya satu sperma saja yang diperkenankan memasuki sel telur. Untuk mencapai tahap ini tidaklah mudah, pasalnya sel telur mempunyai zona pellucida yang tebal dan berpotensi membuat sperma tidak mampu penestrasi atau memasuki sel telur, sehingga pembuahan bisa gagal terjadi.
Baca Juga: 5 Penyebab Utama Kesombongan dan Cara Menghindarinya
Tantangan berikutnya adalah sperma membutuhkan protein PH30 atau fertilin yang digunakan untuk meleburkan dua membran pada sel telur dan sperma, sehingga sperma bisa masuk ke dalam sel telur. Pada tahap ini, sel sperma akan melepaskan ekornya, termasuk bagian mitokondria yang terletak di pangkal ekor sperma. Mitokondria berfungsi sebagai penghasil energi untuk mendukung pergerakan sperma menuju sel telur.
Singkat cerita, saat sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma maka terjadilah proses pembuahan, fertilisasi. Diawali dengan zigot, morula, embrio kemudian berkembang menjadi janin.
Perjalanan ksatria sperma menuju sel telur sepanjang 18 cm sangatlah tidak mudah, ada banyak rintangan yang harus diatasi. Perjalanan ini adalah perjalanan hidup dan mati. Hanya sel sperma kuat dan sehat saja yang berhasil membuahi sel telur. Masya Allah.
Dari proses awal penciptaannya saja, manusia memang sudah ditakdirkan menjadi makhluk yang unggul. Karena terjadi persaingan kompetisi yang super ketat dan menegangkan karena dari 20-200 juta sperma yang diperbolehkan masuk ke dalam sel telur hanya 1 sperma saja.
Baca Juga: Zionisme dan Konflik Palestina: Analisis Sejarah Islami
Setelah melalui proses penciptaan yang kompleks dan luar biasa yang melibatkan banyak faktor biologis, kimis dan fisik yang sangat rumit, Allah ta’ala juga memberikan support system tercanggih untuk manusia diantaranya:
Pertama, kesempurnaan tubuh beserta sistem metabolismenya sehingga mampu melakukan berbagai aktifitas yang diperlukan dalam pemenuhan kehidupannya di dunia.
سَنُرِيْهِمْ اٰيٰتِنَا فِى الْاٰفَاقِ وَفِيْٓ اَنْفُسِهِمْ حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُ الْحَقُّۗ اَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ اَنَّهٗ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ ٥٣
Artinya : “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa (Al-Qur’an) itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? ( QS Al Fushshilat (41) : 53)
Baca Juga: Deklarasi Balfour: Sebuah Keputusan yang Mengubah Sejarah Palestina dan Dunia
Kedua, diciptakannya alam semesta dan ditundukkannya untuk manusia. Alam tunduk kepada manusia karena Allah SWT menundukkannya untuk menjalankan tugas kekhalifahan manusia. Ketundukan alam semesta ini berlaku untuk bumi, bulan, matahari, bintang-bintang, laut, gunung, binatang, dan tumbuh-tumbuhan.
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ وَالْفُلْكَ تَجْرِيْ فِى الْبَحْرِ بِاَمْرِهٖۗ وَيُمْسِكُ السَّمَاۤءَ اَنْ تَقَعَ عَلَى الْاَرْضِ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ٦٥
Artinya: Tidakkah engkau memperhatikan bahwa Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan kapal yang berlayar di laut dengan perintah-Nya. Dia menahan (benda-benda) langit sehingga tidak jatuh ke bumi, kecuali dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang kepada manusia.
Ketiga, kehadiran para nabi dan rasul untuk membimbing manusia agar senantiasa mengikuti petunjuk Allah swt. Manusia dilahirkan dengan membawa fitrah tauhid yakni kecenderungan untuk takut kepada sesuatu yang dianggap lebih berkuasa atas dirinya sehingga membawa dirinya untuk melakukan bentuk-bentuk peribadatan dan penyembahan kepada yang lebih berkuasa.
Baca Juga: Misteri di Balik Kemunculan Yakjuj dan Makjuj
Maka dihadirkanlah sosok nabi dan rasul yang akan menjadi teladan hidup manusia. Nabi dan rasul ini yang akan memberikan contoh dan membimbing manusia saat melakukan peribadatan dan penyembahan sesuai dengan petunjuk Allah Ta’ala. Nabi dan Rasul dipilih dari kalangan manusia agar setiap manusia dapat meneladaninya dalam berbagai perspektifnya.
وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِيْنَ اِلَّا مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَۚ فَمَنْ اٰمَنَ وَاَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ ٤٨
Artinya: Tidaklah Kami utus para rasul melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Siapa beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.
Siapa pun Rasul yang pernah diutus oleh Allah ﷻ selalu membawa misi dan kandungan dakwah yang sama yakni mengawali dengan pelajaran tauhid atau ma’rifat kepada Allah, sebagai Q.S. Al-Anbiya [21 ayat 25]
Baca Juga: 7 Etika Suami dalam Menghadapi Masalah Rumah Tangga
Keempat, diturunkannya mukjizat Al Qur’an dan keberadaan sunnah Nabi yang selalu menjadi obat hati, lautan ilmu dan mendalam dan menawarkan solusi terbaik dalam menghadapi semua tantangan hidup.
اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰنَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًاۙ ٩
Artinya: Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa bagi mereka ada pahala yang sangat besar
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Baca Juga: Meneladani Sunnah Rasulullah SAW dalam Berbuka Puasa, Tata Cara dan Keutamaannya
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Malik; Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm.
Semua ini sebagai support system tercanggih yang diberikan Allah swt karena kasih sayangNya kepada manusia saat menjalankan perannya sebagai khalifah fil ardh, yaitu sebagai wakil, pengganti atau duta Tuhan di muka bumi. Dengan kedudukannya sebagai khalifah Allah swt dimuka bumi, manusia akan dimintai pertanggungjawab dihadapan-Nya.
Tentang bagaimana ia melaksanakan tugas suci kekhalifahannya. Karena tugas besar ini pulalah kemudian Allah mendesain manusia dengan sistem terhebat dan tercanggih dibandingkan makhluk Allah lainnya yang memiliki keunggulan dari sistem penciptaanya dan unggul dalam tujuan hidupnya.
Baca Juga: Empat Bacaan pada Bulan Ramadhan
Dengan desain dan support system yang unggul ini, maka seharusnya manusia menyadari bahwa desain dan support system ini adalah modal yang teramat besar sehingga tidak pantas dirinya berputus asa dari rahmat Tuhannya.
Desain yang unggul ini menjadikan manusia seharusnya lebih bersemangat menjalankah kehidupan dan penuh kebahagian dalam menyikapi segala kondisi yang ada pada dirinya. Karena sesungguhnya keadaan seorang muslim itu senantiasa dalam kebaikan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menjadi Manusia yang Penuh Kasih Sayang