Oleh Muhammad Ridwan, staf Majelis Dakwah Jama’ah Muslimin (Hizbullah)
TARBIYAH atau pendidikan merupakan proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan dan membimbing anak didik secara berkelanjutan. Tarbiyah mencakup pengembangan jasmani, akal, dan jiwa anak didik.
Kata tarbiyah berasal dari bahasa Arab, yaitu robaa-yarbu yang artinya bertambah dan berkembang. Dalam Islam, tarbiyah bertujuan untuk membangun manusia yang sehat jasmani dan rohani agar mampu berkembang, mengenal dirinya, tuhannya dan tujuan hidupnya.
Prinsip-prinsip tarbiyah, antara lain: Memberikan kasih sayang dan perhatian yang cukup, Mengajarkan anak untuk mencintai Allah, Mengajarkan nilai-nilai moral dan etika, Memberikan pendidikan formal dan informal, Mengajarkan anak untuk berperilaku baik
Baca Juga: Gencatan Senjata, Kemenangan Palestina dan Warga Dunia
Intinya tarbiyah adalah proses perubahan dan perbaikan diri yang terus-menerus, serupa dengan merenovasi sebuah bangunan. Tidak semua bagian perlu dihancurkan, karena sebagian mungkin sudah kokoh dan hanya memerlukan sentuhan kecil untuk menjadi lebih indah.
Ada fondasi yang sudah kuat, tetapi perlu ditambahkan dinding dan tiang untuk menyempurnakannya. Tarbiyah yang baik akan melahirkan ukhuwah (persaudaraan) yang kuat, yaitu jalinan hati dan perasaan yang kokoh, berdasarkan iman dan kasih sayang, serta bersih dari kepentingan duniawi.
Dengan tarbiyah yang baik, maka kita dapat membentuk pilar perubahan individu dan Umat.
Proses tarbiyah mencakup perbaikan diri, baik dalam hal akhlak maupun ilmu, yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah. Allah SWT berfirman:
“Dan Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)
Baca Juga: Malu dalam Perspektif Islam: Pilar Akhlak Mulia
Melalui tarbiyah, kita diarahkan untuk terus bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik, mendekat kepada tujuan hakiki hidup manusia, yaitu beribadah kepada Allah dan menegakkan kalimat-Nya di muka bumi.
Adapun Ukhuwah adalah kata Arab yang berarti persaudaraan. Dalam Islam, ukhuwah merupakan anjuran Allah SWT. untuk membentuk persatuan dan persaudaraan antar sesama umat Islam.
Ukhuwah Islamiyah adalah persaudaraan yang terikat oleh akidah atau keimanan tanpa membedakan golongan. Ukhuwah Islamiyah diharapkan dapat memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT
Makna ukhuwah itu menjalin hati individu-individu yang menjadi kekuatan umat. Ukhuwah adalah hubungan hati yang bersumber dari keimanan, yang kemudian bermuara pada sinergi dalam amal. Sebuah ukhuwah yang kokoh dimulai dari perasaan tulus, tanpa tercampur kepentingan duniawi. Allah SWT mengingatkan betapa ukhuwah adalah anugerah-Nya:
Baca Juga: Tanda “Kiamat” Bagi Zionis Israel
“Dan (Allah-lah) yang mempersatukan hati mereka (orang-orang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah-lah yang mempersatukan hati mereka.”
(QS. Al-Anfal: 63)
Ujian ukhuwah seringkali datang ketika kepentingan duniawi menyertainya. Dalam sejarah umat Islam, konflik kerap muncul akibat urusan harta dan kedudukan, sebagaimana terlihat setelah Perang Badar, saat harta rampasan menjadi sumber perbedaan dan perselisihan.
Di sinilah pentingnya dakwah dengan dakwah sehingga membentuk peradaban Islam yang kuat. Dakwah merupakan tugas setiap Muslim untuk menyampaikan kebenaran Islam yang rahmatan lil alamin, sebagaimana diperintahkan Allah SWT:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
(QS. Ali Imran: 104)
Baca Juga: Melihat Mona Lisa Di Musée Du Louvre Paris
Dakwah membutuhkan tarbiyah dan ukhuwah yang solid. Dengan tarbiyah, setiap individu dibentuk untuk menjadi agen perubahan, sedangkan ukhuwah memperkuat jaringan yang mampu melawan ancaman terhadap umat.
Sejarah menunjukkan bahwa umat Islam kuat saat mereka bersatu, saling mendukung dalam kesederhanaan, dan tetap istiqamah dalam tujuan mulia.
Jalan dakwah tidaklah mudah, ia ibarat lari maraton yang membutuhkan kesabaran dan nafas panjang. Setiap agen dakwah akan menghadapi beban tambahan, baik di keluarga, pekerjaan, maupun kehidupan sosial.
Oleh karena itu, penting untuk bersabar dan menjaga semangat. Rasulullah SAW bersabda:
Baca Juga: Pagar Laut Tangerang Dibongkar, Tapi Siapa Aktor Pembuatnya?
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” (HR Muslim)
Kita harus bersinergi dalam dakwah, seperti tetesan air yang terus-menerus mampu membelah batu, dakwah membutuhkan ketekunan dan waktu. Ketika tetesan ini bergabung menjadi arus, ia akan memiliki kekuatan besar yang mampu mengubah keadaan. Ukhuwah yang terbangun dengan tulus akan menciptakan sinergi dalam dakwah, menjadikan umat Islam kekuatan yang solid.
Dengan demikian, tarbiyah dan ukhuwah adalah jantung dakwah yang keberadaan sangat vital. Tarbiyah membentuk individu, sementara ukhuwah menyatukan kekuatan umat. Bersama-sama, keduanya menjadi pilar yang menopang perjuangan menegakkan kalimat Allah di muka bumi. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Gaza Hadapi Gencatan Senjata, Antara Suka dan Duka