Strasbourg, Perancis, 28 Sya’ban 1435/26 Juni 2014 (MINA) – Pemimpin etnis Tatar Crimea Mustafa Dzhemilev mengatakan, warganya akan mengajukan banding ke Pengadilan HAM Eropa (ECHR) dan menyatakan bahwa hak-hak mereka telah dilanggar di Crimea.
“Pelanggaran hak asasi manusia di Crimea akan diabwa ke ECHR,” kata Dzhemilev, mengacu pada pengadilan HAM. Dia berbicara Kamis (26/6) di Strasbourg, Perancis, di mana pengadilan HAM Eropa berpusat.
Dzhemilev mengatakan, Komisi HAM PBB dan Organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa telah menyiapkan laporan yang mendokumentasikan banyaknya pelanggaran hak asasi manusia di Crimea, Anadolu Agency yang dikutip MINA.
Crimea adalah semenanjung yang pernah menjadi bagian dari Ukraina yang kini dianeksasi oleh Rusia sejak Maret lalu menyusul referendum di wilayah itu. Namun mayoritas warga Crimea, sekitar 300.000 etnis Tatar Crimea memboikot referendum.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
“Setelah referendum 16 Maret di Crimea, pemerintah Rusia mendorong etnis Tatar di Crimea untuk menerima kewarganegaraan Rusia,” kata Dzhemilev. “Jika ada Tatar Crimea yang tidak ingin menerima kewarganegaraan Rusia atau menolak paspor Rusia, mereka dianggap sebagai orang asing dalam tiga bulan.”
Tatar Crimea adalah penduduk asli Crimea sejak invasi pasukan Mongol di abad ke-13. Pada tahun 1944, pemimpin Soviet Josef Stalin memerintahkan pengusiran mereka dari Crimea, dan sekitar 230.000 orang dideportasi, kebanyakan ke Republik Sosialis Uzbek. Mereka tidak kembali dalam jumlah besar hingga awal Perestroika (Keterbukaan) di Uni Soviet pada pertengahan 1980-an. (T/P09/EO2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel