Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

TATAR CRIMEA: SATU TAHUN ANEKSASI, RUSIA MASIH LANGGAR HAM

Rudi Hendrik - Kamis, 5 Maret 2015 - 14:39 WIB

Kamis, 5 Maret 2015 - 14:39 WIB

531 Views

Rakyat Tatar Crimea protes menentang aneksasi Rusia terhadap Semenanjung Crimea dari Ukraina. (Foto: Dok. World Bulletin)

CRIMEA-300x200.jpg" alt="Rakyat Tatar Crimea protes menentang aneksasi Rusia terhadap Semenanjung Crimea dari Ukraina. (Foto: Dok. World Bulletin)" width="300" height="200" /> Rakyat Tatar Crimea protes menentang aneksasi Rusia terhadap Semenanjung Crimea dari Ukraina. (Foto: Dok. World Bulletin)

Crimea, Rusia, 14 Jumadil Awwal 1436/5 Maret 2015 (MINA) – Setahun setelah aneksasi Rusia terhadap Crimea pada 28 Februari 2014, etnis Tatar Crimea masih menghadapi pelanggaran HAM dari pemerintah Rusia.

Asosiasi Kebudayaan dan Solidaritas Crimea Turki yang mengorganisir demonstrasi pada akhir pekan lalu, menyatakan minoritas yang tidak berdaya masih mengalami penganiayaan yang berkelanjutan.

Demonstrasi tersebut memprotes pencaplokan Rusia terhadap semenanjung Crimea, World Bulletin melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Kamis (5/3).

Tatar Crimea adalah sebuah komunitas Muslim yang terdiri sekitar 13 persen dari jumlah penduduk provinsi, mereka menentang pengambilalihan Rusia dari Ukraina.

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

Mereka memboikot massal referendum Maret tahun lalu, di mana mayoritas pro-Rusia buru-buru mengorganisir memilih untuk bergabung dengan Rusia.

Rakyat Crimea memiliki sejarah kelam dengan pemimpin Uni Soviet – negara sebelum Rusia – Joseph Stalin, yang secara brutal mendeportasi mereka ke Asia Tengah pada 1944, atas tuduhan bekerja sama dengan Nazi menyerang selama Perang Dunia II.

Kembalinya kekuasaan Rusia telah memicu kecemasan bagi masyarakat Crimea.

“Setelah pihak berwenang Rusia datang ke Crimea, hal-hal yang belum pernah terjadi di Crimea sebelumnya mulai terjadi,” kata Umerov, anggota Mejelis Ilmu kepada AFP.

Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel

Umerov mengatakan, empat pemuda masih hilang setelah empat orang lainnya yang hilang sebelumnya ditemukan tewas.

Sebagian besar Tatar Crimea menentang aneksasi Crimea oleh Rusia, mereka takut terulangnya peristiwa 1944 ketika mereka benar-benar diusir.

Mereka secara bertahap mulai kembali ke Crimea pada awal 1990-an, setelah jatuhnya Uni Soviet.

Namun mereka masih hidup sebagai minoritas di tanah air mereka, karena ketika mereka mengungsi, etnis pendatang Rusia didatangkan ke Crimea.

Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas

Sejak aneksasi itu, Rusia telah memberikan kewarganegaraan Rusia kepada masyarakat Crimea dalam penggantian kebangsaan Ukraina mereka.

Tatar Crimea yang telah berkampanye menolak kewarganegaraan Rusia, berhak tetap sebagai warga negara Ukraina, namun akan menjadi orang asing di tanah air mereka sendiri. (T/P001/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Eropa
Eropa
Eropa
Palestina