Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Taubat Ekologi, Refleksi dan Tindakan untuk Keseimbangan Alam

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - 47 detik yang lalu

47 detik yang lalu

0 Views

Banjir di Jakarta (Pemprov Jakarta)

ISU kerusakan lingkungan menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia saat ini. Dari pencemaran udara dan air hingga deforestasi dan perubahan iklim, hingga menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan lain sebaginya. Maka, pentingnya menjaga keseimbangan alam menjadi sebuah keharusan.

Dalam Islam, menjaga lingkungan dan alam bukan hanya kewajiban moral dan sosial, tetapi juga tanggung jawab spiritual. Agama memerintahkan untuk menjaga kelestarian alam sehingga alam ini bisa dinikmati oleh kita senditi dan generasi sesudahnya.

Konsep taubat ekologi mengajak kita untuk merenungkan kesalahan-kesalahan dalam memperlakukan alam ini. Selanjutnya diperlukan berkomitmen, baik indifidu maupun bersama-sama untuk melakukan perbaikan yang berkelanjutan.

Taubat ekologi bukan sekadar istilah, tetapi seruan untuk merenungkan kerusakan yang telah kita sebabkan pada bumi dan mengambil langkah nyata untuk memperbaikinya.

Baca Juga: Tanggung Jawab Suami dalam Mendidik Anak Menurut Islam

Al-Qur’an menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan alam. Dalam Surah Al-A’raf ayat 56, Allah berfirman:

وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا وَٱدْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ ٱلْمُحْسِنِينَ (الاعراف  [٧]: ٥٦)

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Al-A’raf [7]: 56)

Ayat ini menekankan larangan merusak bumi yang telah diciptakan dalam keseimbangan sempurna oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Baca Juga: Syafaat Allah Melalui Puasa Ramadhan dan Baca Al-Qur’an

Kerusakan lingkungan seperti pencemaran dan penggundulan hutan merupakan bentuk pelanggaran terhadap amanah ini.

Dalam Surah Ar-Rum ayat 41, Allah juga mengingatkan dampak dari ulah manusia terhadap bumi:

ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (الروم  [٣٠]: ٤١)

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41)

Baca Juga: Cara Ampuh Buka Pintu Rezeki dan Sukses Sejati

Ayat ini menegaskan bahwa kerusakan yang terjadi di bumi adalah akibat dari tindakan manusia. Namun, dengan dampak yang dirasakan manusia akibat kesalahannya itu, Allah Ta’ala menginginkan manusia untuk bertobat dan memperbaiki kesalahannya.

Rasulullah SAW memberikan banyak petunjuk tentang pentingnya menjaga lingkungan. Salah satu hadis yang relevan adalah:

مَنْ غَرَسَ غَرْسًا فَأَكَلَ مِنْهُ إِنْسَانٌ أَوْ دَابَّةٌ أَوْ طَيْرٌ إِلَّا كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ (رواه احمد)

“Barang siapa yang menanam pohon, lalu pohon itu berbuah, maka setiap buah yang dimakan oleh manusia atau binatang akan menjadi sedekah baginya.” (HR. Ahmad)

Baca Juga: Adab di Atas Ilmu: Fondasi Keberkahan dalam Dakwah

Hadis ini menunjukkan betapa besar pahala menjaga lingkungan, khususnya dengan menanam pohon. Selain itu, Rasulullah juga melarang pemborosan air meskipun dalam keadaan wudhu:

لَا تُسْرِفْ فِي الْمَاءِ وَلَوْ كُنْتَ عَلَى نَهَرٍ جَارٍ (رواه ابن ماجة)

“Janganlah kamu menyia-nyiakan air, meskipun kamu berada di sungai yang mengalir.” (HR. Ibnu Majah)

Pesan ini sangat relevan dengan tantangan modern seperti krisis air bersih dan pemborosan sumber daya alam.

Baca Juga: Ramadhan: Saat Empati dan Kebersamaan Menyatu dalam Ibadah

Peran Pemimpin dalam Menjaga Keseimbangan Alam

Pemimpin memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan keseimbangan alam tetap terjaga. Ia memiliki wewenang untuk mengatur dan membuat regulasi serta menegakkannya.

Dalam Islam, kepemimpinan bukan sekadar jabatan tetapi amanah yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan oleh pemimpin dalam menjaga keseimbangan alam:

  1. Menyusun Kebijakan Ramah Lingkungan Pemimpin harus merancang undang-undang dan kebijakan yang mendukung pelestarian lingkungan. Contohnya, melarang penebangan liar, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, serta mendorong penggunaan energi terbarukan.
  2. Meningkatkan Kesadaran Publik Kampanye edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan perlu digalakkan. Pemimpin dapat menggandeng tokoh agama, pendidik, dan media untuk menyampaikan pesan ini.
  3. Mendorong Kolaborasi Antar Lembaga Masalah lingkungan sering kali bersifat lintas sektor. Oleh karena itu, pemimpin perlu mendorong kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk mengatasi masalah ini secara kolektif.
  4. Memperkuat Penegakan Hukum Pelanggaran terhadap lingkungan harus ditindak tegas. Pemimpin perlu memastikan bahwa hukum yang melindungi lingkungan diterapkan tanpa pandang bulu.
  5. Memberikan Teladan Pemimpin harus menjadi contoh dalam gaya hidup ramah lingkungan, seperti mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, menghemat energi, dan mempraktikkan daur ulang.

Selain tanggung jawab pemimpin, setiap individu juga memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan. Berikut adalah beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan:

Baca Juga: Menjadi Dai yang Dirindukan: Merajut Dakwah dengan Akhlak dan Kasih Sayang

Mengurangi Sampah Plastik: Membawa tas belanja sendiri, menggunakan botol minum isi ulang, dan menghindari produk sekali pakai.

Menanam Pohon: Selain membantu mengurangi polusi udara, pohon juga memberikan habitat bagi berbagai makhluk hidup.

Menghemat Air dan Listrik: Menggunakan air dan listrik secara bijak untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan.

Menggunakan Transportasi Ramah Lingkungan: Berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan transportasi umum dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.

Baca Juga: Kewajiban Berbakti kepada Orangtua

Mendaur Ulang Sampah: Memilah sampah dan mendaur ulang bahan yang masih bisa digunakan.

Islam mengajarkan bahwa manusia adalah khalifah di bumi, yang bertugas menjaga amanah ini dengan sebaik-baiknya. Dengan mengambil inspirasi dari ayat-ayat Al-Qur’an, hadis Nabi, dan prinsip-prinsip kepemimpinan yang bijaksana, kita dapat bersama-sama menciptakan dunia yang lebih baik untuk generasi mendatang.

Mari mulai dari diri sendiri, keluarga, dan komunitas untuk menjaga bumi sebagai tempat tinggal bersama. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: 7 Rahasia Hidup Bertetangga dalam Islam

Rekomendasi untuk Anda