Jakarta, MINA – Penyair Taufiq Ismail kembali membacakan puisi Palestina yang ditulisnya pada 1989. Sayangnya, walau puisi itu sudah berusia 34 tahun, sampai saat ini kemerdekaan masih belum diraih rakyat Palestina.
Berikut isi puisi Palestina yang dibacakan Taufiq Ismail dalam Bulan Solidaritas Palestina yang digelar Aqsa Working Group (AWG) dan Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (1/11).
Ketika rumah-rumahmu diruntuhkan buldoser dengan suara gemuruh menderu. Serasa pasir dan batu bata dinding kamarku bertebaran di pekaranganku, meneteskan peluh merah dan mengepulkan debu yang berdarah.
Ketika luasan perkebunan jerukmu dan pepohonan apelmu dilipat-lipat sebesar saputangan, lalu di Tel Aviv dimasukkan dalam file lemari kantor agraria. Serasa kebun kelapa dan pohon manggaku di kawasan khatulistiwa yang dirampas mereka.
Baca Juga: Hamas: Rakyat Palestina Tak Akan Kibarkan Bendera Putih
Ketika kiblat pertama mereka gerek dan keroaki bagai kelakuan reptilia bawah tanah dan sepatu-sepatu serdadu menginjaki tumpuan kening kita semua. Serasa runtuh lantai papan surau tempat aku waktu kecil belajar tajwid Alquran 40 tahun yang silam.
Di bawahnya ada kebun, ada kolam ikan yang air gunungnya bening kebiru-biruan, kini ditetesi air mataku. Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu.
Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu. Ketika anak-anak kecil di Gaza belasan tahun bilangan umur mereka menjawab laras baja dengan timpukan batu cuma, lalu dipatahi pergelangan tangan dan lengannya.
Siapakah yang tak menjerit serasa anak-anak kami Indonesia juga yang dizalimi mereka. Tapi, saksikan tulang mereka yang patah akan bertaut dan mengulurkan rantai amat panjangnya, membelit leher lawan mereka, menyeret tubuh si zalim ke neraka, An Naar.
Baca Juga: Israel Makin Terisolasi di Tengah Penurunan Jumlah Penerbangan
Ketika kusimak puisi-puisi Fadwa Tuqan, Samir Al Qassem, Harun Hashim Rashid, Jabra Ibrahim Jabra, Nizar Qabbani dan seterusnya yang dibacakan di Pusat Kesenian Jakarta.
Jantung kami semua berdegup dua kali lebih gencar lalu tersayat oleh sembilu bambu deritamu. Darah kami memancar ke atas, lalu meneteskan guratan kaligrafi Allahu Akbar dan Bebaskan Palestina.
Ketika pabrik tak bernama, 1.000 ton sepekan memproduksi dusta, menebarkannya ke media cetak dan elektronika, mengoyaki tenda-tenda pengungsi di padang pasir belantara. Membangkangi resolusi-resolusi majelis terhormat di dunia, membantai di Shabra dan Shatila.
Mengintai Yasser Arafat dan semua pejuang negeri Anda, aku pun berseru pada khatib dan imam shalat Jumat sedunia. Doakan kolektif dengan kuat, seluruh dan setiap pejuang yang menapak jalan-Nya, yang ditembaki dan kini dalam penjara, lalu dengan kukuh kita bacalah laquwwatta illa billah.
Baca Juga: Palestina Tolak Rencana Israel Bangun Zona Penyangga di Gaza Utara
Palestina, Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu. Tanahku jauh bila diukur kilometernya beribu-ribu. Tapi, tapi azan Masjidil Aqsha yang merdu serasa terdengar di telingaku.
“Ditulis tahun 1989. Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,” kata Taufiq Ismail, menutup.
Lembaga kepalestinaan Aqsa Working Group (AWG) bersama dengan Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI hari Rabu (1/11) menggelar pembukaan Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2023 dan Focus Group Discussion (FGD) di Gedung DPR Jakarta.
BSP 2023 resmi dibuka oleh Ketua BKSAP DPR RI Fadli Zon. Agenda tahunan ini akan berlangsung selama bulan November dengan berbagai kegiatan yang ditujukan untuk solidaritas kepada Palestina.
Baca Juga: Hamas Kutuk AS yang Memveto Gencatan Senjata di Gaza
FGD tersebut menghadirkan lima narasumber yaitu Ketua Presidium AWG Nur Ikhwan Abadi; Ketua Maemuna Center Onny Firyanti Hamidi, Ketua Presidium MER-C dr. Sarbini Abdul Murad, Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) untuk Palestina DPR RI Syahrul Aidi Mazaat dan Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim.
Direktur Timur Tengah Kemenlu RI, Bagus Hendraning Kobarsyih turut berpartisipasi dalam FGD yang diiikuti perwakilan NGO-BGO kemanusiaan dan kepalestinaan itu dengan mengirimkan video singkat yang berisi pembahasan soal Palestina.(L/R11/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ikut Perang ke Lebanon, Seorang Peneliti Israel Tewas