Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Temuan Investigasi Baru: Tentara Israel Dilatih di Inggris Selama Genosida Gaza

sri astuti Editor : Widi Kusnadi - 17 detik yang lalu

17 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi: Tentara Israel. (Foto: Anadolu)

London, MINA – Para perwira Israel diizinkan untuk belajar di akademi militer Inggris di London pusat selama genosida di Gaza, sebuah investigasi baru oleh Declassified UK mengungkapkan hal ini, setelah berbulan-bulan kerahasiaan dari Partai Buruh.

Setidaknya dua kolonel Israel telah menempuh pendidikan di Royal College of Defence Studies (RCDS) yang bergengsi, salah satu akademi militer paling terkemuka di Inggris, sejak 2023. Salah satu prajurit tersebut, yang diduga Elad Edri, baru lulus dua pekan lalu. Quds News melaporkan.

Perwira lainnya, Yeftah Norkin, menyelesaikan pelatihan tersebut pada Juli 2024 dan segera memimpin divisi “Bang” angkatan darat dalam invasi Israel ke Lebanon. Norkin memimpin sebuah kompi patroli dalam serangan Israel tahun 2008-2009 di Gaza yang menewaskan ratusan anak-anak.

RCDS menyelenggarakan pelatihan untuk “bintang baru” di kalangan perwira dari Inggris dan luar negeri. Alumni RCDS termasuk Mayor Jenderal Hidai Zilberman, mantan juru bicara militer Israel dan sekarang atase pertahanan Israel untuk AS, dan Jenderal Harel Knfao, yang menjabat sebagai Kepala Staf Komando Selatan Israel.

Baca Juga: Konferensi PBB Tetapkan Batas Waktu 15 Bulan Pembentukan Negara Palestina

Pengungkapan tentang lokasi pelatihan tentara Israel di Inggris ini muncul setelah berbulan-bulan kerahasiaan dari para menteri dan pejabat di bawah pemerintahan Partai Buruh dan Konservatif, menurut Declassified. Kementerian Pertahanan (MoD) mengungkap, tentara Israel sedang belajar di RCDS, mengakui bahwa kurang dari lima perwira telah berlatih di sana pada tahun 2023 dan 2024.

Selain menerima tentara Israel, RCDS juga menyambut “staf senior” dari Israel National Defense College (INDC) awal tahun ini, menurut sebuah unggahan di LinkedIn.

Alumni INDC bertugas di militer Israel selama serangan Gaza yang sedang berlangsung, termasuk Kolonel Ahsan Daksa, seorang komandan senior Israel yang tewas di wilayah Jabalia di Jalur Gaza pada Oktober 2024, menurut temuan Declassified.

Berita ini muncul ketika John Deverell, seorang pensiunan brigadir yang pernah menjabat sebagai direktur diplomasi pertahanan di Kementerian Pertahanan, menulis surat kepada Perdana Menteri dan mendesaknya untuk “memutus semua kolaborasi militer dengan Israel”, termasuk pelatihan.

Baca Juga: Uni Eropa dan Liga Arab Dukung Solusi Dua Negara

“Hubungan apa pun antara kedua militer ini bermanfaat bagi IDF karena orang yang melihat dapat menyimpulkan bahwa Angkatan Darat Inggris setuju dengan cara IDF melakukan operasi. Akibatnya, hal itu memberikan semacam kedok bagi IDF,” kata Deverell kepada Declassified awal tahun ini.

Pengungkapan ini terjadi pada hari yang sama ketika Perdana Menteri Keir Starmer mengumumkan bahwa Inggris akan mengakui Palestina sebagai sebuah negara dalam pertemuan PBB di bulan September, kecuali Israel menyetujui gencatan senjata di Gaza, menyusul tekanan intens atas krisis kemanusiaan yang meningkat di Jalur Gaza, dan seruan internal untuk mengikuti Prancis dalam mengakui kenegaraan Palestina.

Inggris telah memasok senjata kepada Israel selama operasi militernya di Gaza, yang dipastikan telah menewaskan hampir 60.000 orang dan melibatkan pembersihan etnis terhadap sebagian besar warga Palestina dari rumah mereka di berbagai wilayah tersebut. Sekitar 80 persen bangunan dan rumah telah hancur. []

 

Baca Juga: Peduli Gaza 700 Dokter di Italia Mogok Makan Siang

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda