Washington, MINA – Sebanyak 152 tenaga medis asal Amerika Serikat yang pernah menjadi relawan di Gaza dalam hampir dua tahun terakhir mendesak Presiden Donald Trump pada Rabu (1/10) untuk segera menghentikan dukungan AS terhadap serangan Israel di Jalur Gaza.
Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Trump, mereka meminta Washington menghentikan dukungan militer, ekonomi, dan diplomatik terhadap kehancuran yang sedang berlangsung di Gaza, serta mendukung embargo senjata internasional bagi semua pihak yang berperang. Mereka menegaskan langkah itu sebagai kewajiban moral sekaligus sesuai hukum AS dan hukum internasional.
“Hari ini kami memohon agar Anda mendengar jeritan anak-anak Gaza yang nurani kami tidak akan biarkan terlupakan. Kami tidak mengerti mengapa pemerintah kami terus mempersenjatai Israel sementara pasukan bersenjatanya membunuh anak-anak dalam jumlah besar,” tulis mereka.
Para tenaga kesehatan menggambarkan skala kekerasan terhadap warga sipil Gaza sebagai “
Baca Juga: Meski Diserang, 30 Kapal Global Sumud Flotilla Masih Berlayar, Tinggal 46 Mil Menuju Gaza
Sesuatu yang belum pernah mereka saksikan sebelumnya. Mereka rutin merawat anak-anak dengan luka parah, termasuk luka bakar, amputasi, tembakan, hingga trauma serius lainnya. Bahkan, mereka menyebut menyaksikan cedera pada janin ketika ibu mereka tewas akibat bom buatan Amerika yang dijatuhkan Israel.
“Sebagian besar dari kami melihat anak-anak usia sekolah dasar ditembak di kepala atau dada hampir setiap hari, bahkan beberapa kali dalam sehari,” ungkap mereka.
Mereka juga menyoroti inisiatif Gaza Humanitarian Foundation (GHF), sebuah program bantuan yang digagas AS dan Israel sejak Mei lalu. Menurut mereka, alih-alih menyalurkan bantuan, GHF justru menjadi abominasi kemanusiaan dan alat pemaksaan yang kejam yang dibiayai pajak warga Amerika.
Sejak program GHF berjalan, hampir 2.600 orang telah tewas dan 19.000 lainnya terluka akibat tembakan Israel ketika mengantre bantuan di titik distribusi.
Baca Juga: Presiden Kolombia Usir Diplomat Israel Akibat Penahanan Aktivis Flotilla Gaza
Surat itu juga menggambarkan kondisi Gaza yang semakin memburuk: kematian akibat kelaparan, rumah sakit kolaps, epidemi menyebar di kamp-kamp pengungsi, tenaga medis pingsan karena kelaparan, dan kekurangan air bersih.
“Tanpa gencatan senjata segera untuk membuka arus bantuan besar-besaran, kematian akibat kelaparan akan meningkat cepat dalam beberapa bulan mendatang. Gestur kecil yang dilakukan Israel atas tekanan AS dan dunia internasional sama sekali tidak memadai,” lanjut mereka.
Para tenaga medis itu menegaskan bahwa Israel telah menyerang hampir semua rumah sakit utama dan sebagian besar klinik di Gaza, membunuh tenaga kesehatan dengan bom maupun peluru, bahkan di dalam fasilitas medis. Mereka menyebut serangan itu sebagai “kejadian yang belum pernah terjadi dalam sejarah dunia.”
Mereka mendesak semua jalur penyeberangan Israel–Gaza, termasuk Rafah dengan Mesir, segera dibuka kembali untuk memungkinkan penyaluran bantuan tanpa batas oleh lembaga kemanusiaan internasional.
Baca Juga: Israel Culik 210 Aktivis Armada Global Sumud Flotilla, Termasuk Thunberg dan Mandla Mandela
Selain itu, mereka menuntut GHF dihentikan pendanaannya, para pemimpinnya diusut atas pelanggaran hukum, serta penyaluran bantuan diperiksa oleh badan internasional independen. Mereka juga menekankan kebutuhan minimum 15 liter air bersih per orang per hari dan akses penuh bagi tenaga medis serta suplai kesehatan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Gempa 6,9 SR di Filipina Meningkat, 69 Orang Tewas