Islamabad, MINA – Tentara Pakistan telah dikerahkan pada Sabtu (25/11) malam untuk memulihkan ketertiban di ibu kota setelah terjadi bentrokan antara demonstran anti-penghujatan dan polisi yang membuat 174 orang terluka.
Ribuan polisi anti huru hara dan personel paramiliter pada Sabtu (25/11) menembakkan gas air mata, peluru karet dan meriam air kepada demonstran untuk mengusir mereka dari jalan raya utama di Islamabad.
Para demonstran yang berjumlah sekitar 2.000 orang melawan dengan melempar batu dan memukul polisi dengan tongkat dan batang logam selama bentrokan delapan jam. Demikian Al Jazeera memberitakannya yang dikutip MINA.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
Protes dimulai pada 8 November ketika massa menuntut pemerintah mengembalikan peraturan pemilu yang berkaitan dengan Nabi Muhammad.
Walau peraturan itu sudah dimasukkan kembali oleh parlemen pekan lalu, demonstrasi yang dipimpin oleh kelompok Tehrik-e-Labbaik Ya Rasool terus berlanjut.
Bulan lalu, sebuah legislasi yang diduga membuka jalan bagi mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif untuk kembali memimpin partainya memodifikasi peraturan itu. Pemerintah mengatakan itu adalah sebuah “kesalahan manusia”.
Dalam peraturan itu, disebutkan pemilih harus menyatakan mereka percaya Muhammad adalah nabi yang terakhir. Bila tidak, nama mereka akan dimasukkan dalam daftar penganut aliran Ahmadiyyah atau Qadiani – sekte minoritas yang dicap sebagai non-Muslim di Pakistan sejak 1974. (T/RI-1/RS2)
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Mi’raj News Agency (MINA)