Srinagar, MINA – Menghadapi kemarahan dari para pemimpin regional, tentara India tetap diam atas tuduhan terhadap pasukannya yang menerobos masuk ke sebuah masjid di Pulwama, Kashmir selatan, pada Sabtu (24/6).
Pasukan juga memaksa penduduk setempat untuk meneriakkan slogan-slogan Jai Shri Ram.
Muttahida Majlis-e-Ulama (MMU), gabungan dari berbagai organisasi Islam, telah meminta klarifikasi dari pihak berwenang di Jammu dan Kashmir. Seperti dilaporkan The Hindu, Selasa (27/6).
Aadil Nazir Khan, seorang aktivis, mengatakan insiden baru-baru ini di Pulwama adalah upaya kedua “untuk mengganggu praktik keagamaan umat Islam” di Jammu dan Kashmir.
Baca Juga: Liga Arab Kutuk Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
“Mengorganisir sesi yoga di Kuil Sheikh-ul-Alam baru-baru ini dan penyerbuan tentara ke masjid-masjid Pulwama adalah campur tangan langsung dengan urusan agama kita.Konstitusi mana yang mengizinkan lantunan Jai Shri Ram di masjid?Kami tahu bagaimana berjuang secara damai dan demokratis melawan campur tangan semacam itu,” kata Khan.
Dia mengatakan, penduduk setempat diancam dengan Undang-Undang Keamanan Publik (PSA) jika mereka menyuarakan keprihatinan mereka.
“Mengapa pemuka agama Islam seperti Maulana Rehmatullah Mir Qasmi diinterogasi, dan cendekiawan Muslim Mushtaq Ahmad Veeri dan Abdul Rashid Dawoodi ditangkap,” tanya Khan.
Tentara menghadapi tuduhan serius dari penduduk Pulwama dan pemimpin lokal, termasuk presiden Partai Rakyat Demokratik Mehbooba Mufti, wakil presiden Konferensi Nasional Omar Abdullah dan Ghulam Nabi Azad.
Baca Juga: Ribuan Warga Yordania Pawai Dukung Badai Al-Aqsa
“Keheningan yang dipertahankan oleh pihak berwenang dalam hal ini tidak dapat diterima.
Mereka harus mengklarifikasi posisi mereka dalam hal ini, karena sentimen keagamaan umat Islam telah dilukai dan orang-orang terkejut,” kata seorang juru bicara Muttahida Majlis-e-Ulama (MMU).
MMU juga menuduh lembaga yang didukung pemerintah di Jammu dan Kashmir “semakin mencampuri pengelolaan dan kegiatan masjid, tempat suci, dan lembaga keagamaan lainnya, yang menyebabkan kesusahan, yang perlu ditangani”. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Para Menlu Arab dan Turkiye Akan Bertemu di Yordania Bahas Situasi Terkini Suriah