Baghdad, MINA – Komando Operasi Gabungan Irak pada Jumat (13/10) membantah pemberitaan palsu yang mengatakan adanya operasi militer untuk merebut provinsi Kirkuk yang disengketakan dengan pemerintah Daerah Otonomi Kurdistan.
Sebelumnya, sebuah laporan dari media Perancis AFP menyebutkan, pasukan Irak melancarkan operasi pada Jumat untuk merebut kembali provinsi Kirkuk yang kaya minyak dari Kurdi, seiring ketegangan yang terus meningkat antara kedua pemerintah.
“Pasukan bersenjata Irak maju untuk merebut kembali posisi militer mereka yang diambil alih selama peristiwa Juni 2014,” lapor media tersebut mengutip seorang jenderal yang identitasnya minta dirahasiakan.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Namun, penyangkalan tersebut belum meredakan ketegangan di daerah tersebut. Demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.
Saluran TV Kurdi, Rudaw, memberitakan bahwa puluhan ribu pejuang Kurdi telah dikerahkan menuju Kirkuk untuk menghadapi kemungkinan “ancaman” dari pasukan Irak.
“Puluhan ribu Peshmerga Kurdi dan pasukan keamanan sudah ditempatkan di dan sekitar Kirkuk,” kata Wakil Presiden Daerah Kurdistan Kosrat Rasul, Jumat. “Sedikitnya 6.000 tambahan Peshmerga dikerahkan sejak Kamis malam untuk menghadapi ancaman pasukan Irak.”
Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) mengatakan pada pekan ini bahwa pasukan pemerintah Irak sedang mempersiapkan sebuah serangan militer besar terhadap pasukan Kurdi di Kirkuk dan bagian lain Irak utara.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Namun, tudingan KRG tersebut dibantah oleh juru bicara militer Irak. Dikatakan bahwa tentara pemerintah pusat bersiap untuk memerangi militan Islamic State (ISIS) di daerah perbatasan dengan Suriah di bagian barat Irak.
Kirkuk adalah daerah berpenduduk Kurdi, Arab, Turkmen, dan Kristen, merupakan satu dari 15 daerah campuran etnis di Irak utara yang berpartisipasi dalam referendum kemerdekaan Kurdi pada tanggal 25 September.
Sejak referendum, ketegangan antara pemerintah pusat di Baghdad dan KRG meningkat tajam. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata