Tel Aviv, MINA – Tentara Israel semakin cemas dengan jumlah korban tewas yang sangat tinggi di antara prajurit Brigade Golani elit, yang telah melaporkan sedikitnya 110 kematian dalam pertempuran sejak 7 Oktober 2023, menjadi yang tertinggi di antara semua unit infanteri, menurut surat kabar Ibrani, Maariv.
Dalam laporan baru-baru ini, koresponden militer Gabi Ashkenazi menekankan banyaknya korban yang dialami Brigade Golani selama perang, dengan mengklaim kerugian tersebut merupakan akibat langsung dari kombinasi kekacauan militer dan kurangnya disiplin dalam Brigade yang menghambat efektivitasnya dalam melaksanakan misi tempur, demikian dikutip dari MEMO, Jumat (22/11).
Ashkenazi melakukan wawancara dengan beberapa perwira yang terlibat dalam operasi di garis depan utara dengan Lebanon dan di Jalur Gaza. Namun, para kritikus berpendapat laporan tersebut mengabaikan perlawanan intens yang dihadapi di kedua wilayah tersebut, serta tantangan taktis yang sering kali menjerat prajurit dalam perangkap yang direncanakan sebelumnya, seperti yang dicatat oleh analis militer.
Seorang perwira yang terlibat dalam pertempuran baru-baru ini meminta tindakan tegas dari Komandan Komando Utara terkait kepemimpinan Brigade Golani, dengan menyebutkan kerugian yang sangat besar, termasuk tewasnya 110 prajurit. Situasi ini menimbulkan pertanyaan mendesak tentang efektivitas kepemimpinan Brigade dan praktik pelatihannya.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Perwira tersebut mengklaim kerugian tersebut tidak proporsional dan mengaitkannya dengan kegagalan dalam mengelola operasi militer.
Ia merujuk pada insiden khusus yang melibatkan penyergapan Hezbollah yang mengakibatkan tewasnya seorang prajurit, cedera serius pada seorang komandan kompi, dan cedera sedang pada kepala staf Brigade, seorang kolonel.
Di antara kesalahan kritis yang disorot dalam laporan tersebut adalah keputusan Komandan Brigade memulai operasi militer yang bertujuan menjelajahi “benteng” di Lebanon Selatan, tanpa otorisasi yang tepat dari komando militer yang lebih tinggi.
Ashkenazi menggambarkan tindakan ini sebagai tindakan yang buruk dan merugikan, yang menyebabkan korban yang tidak perlu.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Ia mengatakan bahwa kesalahan operasional ini menunjukkan masalah sistemik yang lebih dalam di dalam Brigade Golani, yaitu kurangnya disiplin dalam proses pengambilan keputusan.
Laporan tersebut menggarisbawahi kekhawatiran yang berkembang mengenai jumlah korban yang tidak proporsional dalam Brigade Golani dibandingkan dengan unit infanteri lainnya, dan menyebutnya sebagai “tanda bahaya” yang memerlukan perhatian dari pimpinan senior angkatan darat.
Perwira yang berpartisipasi dalam pertempuran tersebut mempertanyakan apakah komandan Komando Utara, divisi, atau kepala staf telah mempertimbangkan alasan di balik perbedaan korban yang mengkhawatirkan ini.
Ia menekankan, semua brigade beroperasi dalam kondisi yang sama, tetapi jumlah korban yang tinggi menunjukkan potensi kekurangan dalam kepemimpinan dan pelaksanaan operasional dalam Brigade Golani. []
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka