Jakarta, MINA – Ketua presidium Medical Emergency Rescue – Committee (MER-C), dr Sarbini Abdul Murad menyatakan, pasukan Zionis Israel saat ini menjadikan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza sebagai tameng agar mereka tidak diserang para pejuang Palestina.
Setelah RSI dikosongkan dan para tenaga medis serta pasien dipaksa evakuasi, tentara Isarel menduduki RSI. Mereka menjadikannya sebagai markas.
“Aksi pasukan Zionis Israel jelas bertentangan dengan hukum internasional bahwa rumah sakit harus menjadi tempat yang aman dan tidak boleh dijadikan zona peperangan,” kata Sarbini dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (20/12).
Saat ini, pasukan Israel tidak memiliki tempat yang aman di Gaza utara. Maka mereka menggunakan area RSI sebagai tameng. Para pejuang pasti tidak akan menyerang dan menghancurkan bangunan RSI.
Baca Juga: Syaikh El-Awaisi: Menyebut-Nyebut Baitul Maqdis Sebagai Tanda Cinta Terhadap Rasulullah
Meskipun pasukan Zionis bisa masuk ke Gaza, namun mereka kesulitan menaklukkan para pejuang. Sebuah laporang menyatakan, pasukan Zionis sudah kehilangan seperempat dari jumlah pasukannya karena mati dan terluka akibat perlawanan para pejuang.
“Pada 6 November lalu, Israel menuduh RSI memiliki terowongan dan menjadi markas pejuang Hamas. Tetapi saat ini justru mereka yang menjadikan RSI sebagai markasnya,” katanya.
Kondisi hari ini RSI sudah tidak ada lagi kegiatan medis. Tempat itu kini sepenuhnya dikuasai tentara Zionis Iarael dan mereka berlindung di RSI agar para pejuang tidak menyerang mereka.
MER-C juga mengimbau kepada segenap segenap lembaga internasional dan pemerintah RI agar mendesak Israel mengambalikan RSI sehingga berfungsi sebagaimana aslinya, yaitu sebagai tempat pengobatan dan zona bebas militer. (L/P2/R2)
Baca Juga: AWG: Daurah Baitul Maqdis, Jadi Titik Balik Radikal untuk Perjuangan Umat Islam
Mi’raj News Agency (MINA)