Tepi Barat, Palestina, MINA – Tentara Israel menembak seorang anak Palestina berumur 10 tahun, Abdul Rahman Yasser Shteiwi, dari jarak dekat dengan peluru tajam, dalam aksi protes menentang ekspansi pemukiman di kota Kafr Qaddum, Tepi Barat utara, Sabtu, (13/7).
Anak tersebut kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Rafidia, Nablus untuk segera dioperasi.
Menurut pimpinan komite perlawanan di Kafr Qaddum, Murad Shtaiwi kepada ISM (International Solidarity Movement), dokter menemukan 70 pecahan peluru-pecahan tajam yang bersarang di otak anak tersebut, demikian palsolidarity.org yang dikutip MINA.
“Saya tak punya kata-kata lagi untuk menjelaskan betapa sedihnya saya,” ujarnya, “tentara Israel telah melakukan kesalahan yang sangat besar.. Apakah mereka berpikir apa yang mereka lakukan hari ini akan membuat perlawanan akan makin reda? Tidak akan pernah,” lanjutnya.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Tentara Israel mengklaim tidak ada peluru tajam yang digunakan untuk melawan pengunjuk rasa, namun dokter yang menangani Abdul mengatakan, pecahan peluru di otaknya berasal dari peluru tajam.
Peluru baja berlapis karet juga ditembakkan ke arah kerumunan dan juga bom suara. Setidaknya dua orang terluka oleh peluru karet termasuk seorang anak yang ditembak di lengan dan seorang pria yang juga terkena lengan.
Tak lama setelah demonstrasi reda, Aktivis ISM menemukan selongsong peluru ukuran 5,56 milimeter di tanah tempat para pengunjuk rasa berdiri. Dan selongsong peluru tersebut masih terasa panas saat disentuh, hal itu menunjukkan peluru tersebut digunakan tentara Israel pada aksi tersebut.
Tidak hanya itu, puluhan peluru juga ditemukan berserakan oleh penduduk desa setelah demonstrasi.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Shtaiwi menambahkan, kami ingin mengirim pesan kesemua komunitas Internasional, jika kalian peduli pada hak-hak anak-anak, maka datang dan lindungilah mereka, dan bagikan apa yang terjadi hari ini pada seluruh dunia.
Kota ini telah mengadakan protes mingguan selama 9 tahun terakhir terhadap penutupan jalan utama ke Nablus karena perluasan permukiman Yahudi terdekat. Para pengunjuk rasa selalu berhadapan dengan gas air mata dan peluru baja berlapis karet yang ditembakkan oleh pasukan pendudukan bersenjata lengkap. (T/hbb/B01/P1)
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza