Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tentara Israel Ungkap Trauma Mendalam Usai Lihat Korban Genosida di Gaza

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - 27 detik yang lalu

27 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi tentara penjajah Zionis Israel.(Foto: Tony Stadler/IST)

Tel Aviv, MINA – Sejumlah tentara pendudukan Israel mengungkapkan dampak psikologis yang parah yang mereka alami selama agresi militer brutal di Jalur Gaza. Dalam laporan yang diterbitkan media Israel Haaretz, lima tentara memberikan kesaksian yang menggambarkan ketakutan, trauma, dan penderitaan batin akibat keterlibatan mereka dalam operasi militer yang disebut-sebut sebagai genosida terhadap rakyat Palestina.

Salah satunya adalah Or, prajurit pengintai penerjun payung berusia 20 tahun. Ia mengisahkan pengalaman traumatis saat mendekati reruntuhan sebuah rumah di Khan Younis, Gaza selatan, yang hancur akibat serangan udara Israel.

“Di antara puing-puing – yang dulunya tembok – kami tiba-tiba menemukan lima, mungkin enam mayat. Ada lalat di mana-mana, dan saya pikir anjing telah mencabik-cabik daging mereka. Hampir tidak ada yang tersisa,” ujarnya kepada Haaretz, dikutip Anadolu, Jumat (4/7).

Or menyebut bahwa dua di antara korban adalah anak-anak kecil. “Saya melihat tulang-tulang mereka. Itu mengerikan, tak terlupakan. Sesuatu yang masih menghantui malam-malam saya,” ucapnya dengan suara berat.

Baca Juga: Perundingan Gencatan Senjata, Hamas Desak Jaminan Penghentian Permanen Perang Gaza

Ia juga menggambarkan bau mayat yang begitu menyengat dan sulit hilang meskipun telah berkali-kali membersihkan diri. “Bau itu menguasai tubuh saya, menempel di baju saya. Bahkan setelah menyemprot deodoran tanpa henti, baunya tak kunjung hilang,” tambahnya.

Beberapa hari kemudian, Or dikirim kembali ke Gaza tanpa kepastian waktu kepulangan. “Kami mengemasi perlengkapan dan segera dimuat ke Humvee. Saya ingin melompat, saya ingin lari – tapi saya tak punya nyali,” katanya.

Ia menyebut pengalamannya sebagai mimpi buruk yang terus berulang. “Seminggu lagi dengan ledakan. Seminggu lagi dengan kaus kaki yang menempel di kulit saya. Panas yang tak bisa saya jelaskan. Saya hanya ingin ini segera berakhir – kumohon.”

Kesaksian para tentara ini menunjukkan kontras tajam dengan narasi resmi militer Israel, yang selama ini menggambarkan operasi militer di Gaza sebagai misi yang terkendali. Namun realitas di lapangan justru menunjukkan sisi lain: ketakutan, kebingungan, dan kehancuran batin para tentara, bahkan dari pihak penyerang sendiri. []

Baca Juga: Israel Kembali Gempur Gaza di Tengah Upaya Gencatan Senjata

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda