Baghdad, 19 Rabi’ul Awwal 1436/20 Januari 2015 (MINA) – Pasukan khusus Kanada bentrok dengan kelompok kuat Negara Islam atau ISIS di Irak, terjadi saling tembak pada Senin.
Komandan Pasukan Khusus Kanada, Brigadir Jenderal Michael Rouleau mengatakan, Senin (19/1), ini adalah pertempuran pertama antara pasukan Barat melawan ISIS, Al Jazeera melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pasukan Kanada berada dalam serangan tembakan senapan mesin saat melatih pasukan Irak dekat garis depan dan balas menembak sebagai pertahanan diri.
Rouleau mengatakan, pertempuran pecah sejak tujuh hari sebelumnya dan pertama kalinya mereka diserang dan balas menembak.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Pasukan saya telah menyelesaikan sesi perencanaan dengan para pemimpin senior Irak beberapa kilometer di belakang garis depan,” kata Rouleau kepada media saat briefing rutin.
Jenderal itu mengatakan, pasukan Kanada menggunakan penembak gelap untuk menetralkan ancaman dan tidak ada tentara Kanada yang cedera.
Amerika Serikat (AS) sebelumnya melaporkan telah melancarkan operasi penyelamatan sandera melawan ISIS di negara tetangga Suriah, tetapi pasukan Barat belum secara resmi terlibat dalam pertempuran darat.
Sebuah koalisi internasional pimpinan AS telah melakukan serangan udara pada pejuang ISIS di Irak dan Suriah sejak tahun lalu. Pasukan Kanada hanya terlibat dalam operasi di Irak.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Kanada mengirim sekitar 600 awak udara dan personil militer lainnya, serta enam jet tempur dan pesawat militer lainnya pada bulan November, berpartisipasi dalam serangan udara melawan ISIS.
Ada juga 69 personil pasukan khusus Kanada untuk melatih dan menasihati pasukan Irak di lapangan, namun secara teoritis tidak terlibat dalam pertempuran.
Penyebaran Kanada akan berakhir pada bulan April, kecuali parlemen Kanada memperpanjang misi tersebut. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata