Beirut, MINA – Tentara Lebanon mengatakan pada Ahad (9/8) bahwa harapan untuk menemukan korban selamat di lokasi ledakan di Beirut setelah beberapa hari operasi pencarian dan penyelamatan tampaknya telah berkurang.
“Setelah tiga hari operasi pencarian dan penyelamatan, kami dapat mengatakan bahwa kami telah menyelesaikan tahap pertama, yang kecil kemungkinan menemukan orang selamat,” kata Kolonel Roger Khoury dalam konferensi pers, demikian Times of Israel melaporkan.
“Di saat teknisi bekerja di lapangan, kami dapat mengatakan bahwa harapan kami untuk menemukan orang yang selamat telah berkurang,” tambah Khoury yang mengepalai tim teknisi militer yang beroperasi di lokasi ledakan.
Ledakan besar yang melanda pelabuhan Beirut menghancurkan sebagian besar ibu kota Lebanon, merenggut lebih dari 160 nyawa dan melukai sekitar 6.000 orang.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Setidaknya 21 orang masih hilang, menurut Kementerian Kesehatan.
Penyelamat dari Perancis, Jerman, Rusia, Qatar, dan negara lain membantu pihak berwenang Lebanon dalam upaya pencarian dan penyelamatan korban.
Namun, tidak ada yang berhasil menemukan korban selamat, termasuk sembilan karyawan pelabuhan yang diyakini para ahli Prancis terperangkap hidup-hidup di ruang kontrol yang terkubur di bawah puing-puing.
“Kami bekerja non-stop selama 48 jam sejak Kamis pagi untuk mencoba mencapai ruang kendali ini. Sayangnya, kami tidak menemukan satu pun yang selamat,” kata Kolonel Vincent Tissier, pemimpin tim penyelamat Prancis. (T/RI-1)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan