Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MILITER MESIR KEMBALI HANCURKAN TEROWONGAN PERBATASAN JALUR GAZA

Admin - Selasa, 20 Agustus 2013 - 16:23 WIB

Selasa, 20 Agustus 2013 - 16:23 WIB

618 Views ㅤ

Gaza City, 14 Syawal 1434/21 Agustus 2013 (MINA) – Militer Mesir kembali menghancurkan sejumlah terowongan di perbatasan Palestina-Mesir, Rafah, Jalur Gaza Selatan, Palestina untuk menandai operasi ‘keamanan’ yang dilakukan oleh militer selama berbulan-bulan.

Para saksi mata di Rafah mengatakan, buldoser-buldoser milik Mesir menghancurkan lima terowongan bawah tanah di sebelah timur kota Rafah, Senin pagi (19/8).

Dari lima terowongan yang dihancurkan, tiga terowongan digunakan untuk memasok bahan bangunan dan barang lainnya serta komoditas pangan.

“Setelah terowongan dibom, air disemburkan ke terowongan yang dihancurkan itu. Suara gemuruh ledakan terdengar dari daerah perbatasan, sementara asap terlihat mengepul dari sana,” kata saksi mata seperti dikutip media berbasis di Gaza AlQassam yang dipantau Mi’raj News Agency (MINA), Rabu (21/8).

Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia

Para saksi mata menjelaskan bahwa militer juga menghancurkan rumah dan dinding penghalang untuk empat peternakan di sekitarnya; kehadiran kendaraan berat seperti tank yang mengawal mesin penggali dan gerakan aktif yang tidak biasa dari kendaraan militer terlihat di sepanjang perbatasan.

Seorang penduduk wilayah setempat juga menegaskan bahwa militer Mesir menggali dan menghancurkan setidaknya satu terowongan pada Senin malam (19/8) di sekitar perbatasan Rafah, sementara pasukan keamanan Mesir tersebar di area tersebut dan menutup jalan perbatasan.

Dia menambahkan bahwa mereka memeriksa setiap kendaraan yang melewati jalur itu.

Hampir seluruh terowongan ditutup militer Mesir sejak kudeta militer terhadap Presiden Mesir Muhammad Mursi pada Rabu (3/7).

Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah

Sebelumnya, panglima militer Mesir, Jenderal Abdul Fattah Al-Sisi, Senin (15/7), telah memberikan arahan kepada stafnya, Mayjen Taher Abdullah untuk menghancurkan terowongan yang menghubungkan Gaza dan Mesir selama beberapa hari ke depan sebelum memulai operasi keamanan di Sinai dengan menggunakan buldozer atau membanjirinya.

Rakyat Palestina di Jalur Gaza terpaksa menggunakan terowongan sebagai satu-satunya urat nadi untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka akibat blokade Israel terhadap daerah kantong itu sejak Juni 2007.

Sementara perbatasan Rafah adalah satu-satunya pintu penyeberangan melalui darat yang tidak dikontrol oleh Israel. Melalui pintu perbatasan inilah warga Gaza dapat terhubung dengan dunia luar.

Namun, perbatasan Rafah hanya menjadi jalur perlintasan orang untuk keluar masuk Gaza-Mesir.

Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza

Rafah Harus Dibuka Permanen

Sementara itu, Mesir juga terus menutup pintu perbatasan Rafah di kedua arah menyusul memburuknya situasi keamanan di negara itu, terutama di Provinsi Sinai Utara.

Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyah mengatakan, pemerintah Palestina memahami kekhawatiran Mesir mengenai masalah keamanan, namun Palestina menuntut pembukaan kembali perbatasan Rafah.

“Kami berharap perdamaian dan keamanan bagi Mesir, tapi rakyat Palestina sangat terpengaruh dari penutupan perbatasan Rafah. Kami berharap bahwa Rafah terbuka secara permanen karena kita tidak menyakiti siapa pun dan kami tidak pernah atau tidak akan menimbulkan ancaman bagi keamanan Mesir, ” kata petinggi Hamas itu seperti dikutip Kantor Berita AlRay.

Baca Juga: Sudah 66 Hari Israel Blokir Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara

Haniyah menegaskan kembali bahwa perbatasan Rafah adalah hak normal rakyat Palestina dan tidak boleh ditutup dalam kondisi apapun.

Keputusan pemerintah Mesir untuk menutup perbatasan Rafah tanpa batas memperburuk situasi di Jalur Gaza terutama bagi warga Palestina dan asing yang masih terlantar di perbatasan itu.

Media Mesir pro kudeta terus menuduh gerakan perlawanan Hamas berada di balik sebagian besar peristiwa yang terjadi di Mesir. Meskipun Hamas berkali-kali membantah ikut campur tangan dalam urusan internal Mesir. (T/P012/P02)

 

Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda