Gaza, MINA – Rumah Sakit Al-Awda di Gaza utara mengumumkan pada hari Kamis (29/5) bahwa pasukan pendudukan Israel (IOF) telah mengevakuasi pasien dan staf medis secara paksa dari fasilitas tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, rumah sakit tersebut mengatakan “pasukan IOF saat ini sedang melakukan evakuasi paksa pasien dan tim medis dari dalam Rumah Sakit Al-Awda di Tel Al-Zaatar, satu-satunya rumah sakit yang masih beroperasi di Gaza utara.” Palestinian Information Center melaporkan.
Rumah sakit tersebut menekankan bahwa tindakan ini dilakukan setelah berhari-hari pengepungan dan serangan berulang-ulang terhadap fasilitas tersebut, yang menimbulkan ancaman langsung terhadap hak atas kesehatan dan kehidupan, dan merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum humaniter internasional.
Sumber-sumber medis di dalam rumah sakit melaporkan bahwa pasukan Israel memberi tahu Direktur Rumah Sakit, Dr. Mohammad Saleha, tentang perlunya segera melakukan evakuasi, meskipun ada sedikitnya 160 orang di dalamnya.
Baca Juga: UNICEF: Satu dari Lima Bayi di Gaza Lahir dengan Berat Badan Rendah
Pada saat laporan ini dibuat, 97 orang masih bertahan, termasuk 13 pasien dan korban luka serta 84 tenaga medis, tanpa koridor aman atau lokasi alternatif yang tersedia untuk relokasi mereka.
Militer Israel dilaporkan meledakkan robot-robot jebakan di dekat rumah sakit dan melepaskan tembakan gencar ke fasilitas dan ambulans yang berusaha mengevakuasi pasien, yang tampaknya merupakan taktik intimidasi untuk memaksa mereka yang berada di dalam rumah sakit untuk mengungsi karena terancam.
Perkembangan ini menyusul penembakan langsung dan tembakan selama berhari-hari yang menargetkan rumah sakit, bagian dari eskalasi militer yang lebih luas di Gaza utara, tempat sistem kesehatan telah runtuh karena penghancuran sistematis rumah sakit dan pusat-pusat medis.
Sebelumnya, IOF telah memberlakukan pengepungan di Rumah Sakit Indonesia pada 18 Mei, selain penggerebekan berulang kali di Rumah Sakit Kamal Adwan di utara, yang menunjukkan kebijakan yang disengaja yang menargetkan lembaga-lembaga perawatan kesehatan.
Baca Juga: Militer Israel akan Tetap di Sebagian Besar Jalur Gaza, Bertentangan dengan Rencana Trump
Israel terus membenarkan serangannya terhadap rumah sakit dengan mengklaim bahwa rumah sakit tersebut digunakan oleh faksi-faksi perlawanan, tetapi tidak memberikan bukti konkret untuk mendukung tuduhan ini. Organisasi internasional, serta investigasi media, juga telah membantah klaim ini.
Dengan dukungan AS dan Eropa, Israel telah melakukan kampanye genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan lebih dari 177.000 warga Palestina tewas atau terluka, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, selain itu lebih dari 14.000 orang hilang. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel di Gaza pada Selasa Menewaskan 30 Orang