Paris, 15 Rajab 1436/4 Mei 2015 (MINA) – Menteri Pertahanan Perancis menuntut setiap tentara penjaga perdamaian Perancis yang bersalah memperkosa atau melakukan penyerangan seksual terhadap anak di Republik Afrika Tengah (CAR) untuk menyerahkan diri.
Jean-Yves Le Drian mengatakan kepada media Le Journal de Dimanche, ia merasa “jijik” dan “dikhianati” ketika ia menerima sebuah laporan PBB yang bocor, The Guardian yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Laporan itu menyebutkan, pada bulan Juli tahun lalu, tentara Perancis yang dikirim ke CAR untuk memulihkan ketertiban setelah kudeta 2013, telah memperkosa dan menyerang secara seksual anak-anak di kamp pengungsian.
Laporan menyebutkan, anak-anak tunawisma yang lapar ditawarkan makanan lalu ditukar dengan pelecehan seksual.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
“Jika seseorang telah menodai bendera kita, ia harus mengatakannya sekarang, karena itu adalah pengkhianatan terhadap kawan-kawannya, citra Perancis dan misi tentara,” kata Le Drian.
“Ketika seorang tentara Perancis dalam sebuah misi, dia adalah bangsa Perancis,” katanya. “Jika salah satu dari mereka telah melakukan tindakan seperti itu, mereka harus segera menyerahkan diri.”
Penyimpangan terjadi ketika tentara Perancis bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian yang seharusnya melindungi warga sipil di kamp pusat pengungsi dekat bandara ibukota Bangui, antara Desember 2013 dan Juni 2014.
Peneliti HAM PBB melakukan penyelidikan terhadap dugaan penyalahgunaan pada musim semi 2014 itu.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Anders Kompass, seorang pejabat senior PBB asal Swedia kemudian meneruskan laporan itu kepada otoritas Perancis.
The Guardian mengungkapkan, otoritas Perancis mengirimkan surat terima kasih kepada Kompass atas informasi tersebut.
Menteri Pertahanan Perancis segera memberi laporan kepada jaksa pengadilan Perancis. Dia menambahkan, penyelidikan militer internal terhadap masalah itu dilakukan dan akan selesai pada Agustus. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas